DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Daniel F Runde: Sudah Waktunya Bagi Amerika untuk Kembali Dalam Permainan Kepemimpinan Internasional

image
Menurut Daniel F Runde, AS harus kedepankan Soft Power saat ini, bukan cuma kekuatan militer.

Daniel F Runde. The American Imperative: Reclaiming Global Leadership Through Soft Power. Penerbit: Bombardiers Books, 2023. Tebal: 280 hlm.

Sudah waktunya bagi Amerika untuk kembali dalam permainan kepemimpinan internasional. Hal itu ditegaskan oleh Daniel F Runde, Wakil Presiden Senior dan Ketua William A. Schreyer dalam Analisis Global di Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS).

Daniel F Runde baru-baru ini menerbitkan bukunya The American Imperative: Reclaiming Global Leadership Through Soft Power.

Dalam bukunya, Daniel F Runde menyatakan, dunia berkembang telah berubah secara signifikan selama beberapa dekade terakhir—lebih kaya, lebih bebas, dan lebih berdaya, dan telah menjadi arena era baru persaingan kekuatan besar.

Baca Juga: HUMOR: Awas, Akibat Memberi Makanan Tahu, Lalu Dikejar Kawanan Monyet

Pertarungan hari ini antara Beijing, Washington, dan Moskow dilakukan dengan kekuatan lunak (soft power), melalui aliansi keuangan dan politik di berbagai wilayah di dunia.

Dalam perjuangan baru antara otokrasi dan demokrasi, apa yang harus dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi negara-negara mitra dan mencegah mereka beralih ke Rusia dan China?

Daniel F Runde membahas, mengapa dan bagaimana Amerika Serikat dapat menggunakan kekuatan lunak dengan sebaik-baiknya untuk mengatasi tantangan geopolitik saat ini.

Baca Juga: Tak Ada Kontrak Politik Khusus Antara Ganjar Pranowo dengan Megawati

Dalam bukunya, pakar pembangunan internasional Daniel Runde mengemukakan alasan untuk membangun konsensus global baru melalui internasionalisme yang kuat dan penggunaan soft power secara bijaksana.

Runde memetakan banyak langkah yang perlu diambil - terutama di bidang non-militer - untuk memastikan aliansi negara mitra yang stabil dan aman, berpikiran sama, mandiri untuk mencegah meningkatnya “kekuatan otoriter” seperti China dari menjalankan dunia.***

Berita Terkait