DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Seni Dayak Kenyah Memukau di Benuanta Kaltara Fest 2K22

image
Tari-tarian Dayak Kenyah di Benuanta Kaltara Fest 2K22 di Tanjung Selor, Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, Senin 31 Oktober 2022.

ORBITIDNONESIA - Atraksi kesenian budaya Dayak Kenyah tampil memukau dan meriah di Benuanta Kaltara Fest 2K22 di Lapangan Agatis, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), Senin 31 Oktober 2022 siang.

"Kami sangat gembira atas antusias penonton," kata Ketua Dewan Adat Dayak Provinsi Kalimantan Utara Jhonny Laing Impang di Tanjung Selor.

Atraksi seni Dayak Kenyah memproleh perhatian  penonton yang antusias. Pementasan itu bagian dari rangkaian acara peringatan HUT Ke-10 Kalimantan Utara.

Baca Juga: Ayahku Menggali Kuburan Massal, Konflik di Sampit 2001 Suku Dayak Versus Madura

Anggota masyarakat yang berbondong-bondong menyaksikan festival ini Mereka menyaksikan tari "Ma’a Lasan", nyanyian "Yu Kenyah Kua’ Te’a’", serta tari gerak sama.

Tarian dan nyanyian diiringi musik khas dari alat musik tradisional setempat yang dimainkan pemuda dan pemudi.

Sebelum menampilkan berbagai macam tari serta upacara adat, petinggi adat menyematkan baju dan aksesoris adat kepada pejabat utama dan tamu undangan lainnya dalam gelaran "Ngelaki" dan "Lemiwa" (ritual penyambutan tamu agung).

Tari-tarian dan lagu tersebut membawa pesan khusus, yakni membersihkan segala sesuatu agar kegiatan berjalan lancar.

Baca Juga: Denny JA: Ulfah Mencari Ayah Kandung, Konflik Sampit 2001 Suku Dayak versus Madura

Tari gerak sama juga terkesan tidak kalah makna. Corak warna dan gerakan tari setiap kelompok Dayak Kenyah melambangkan suku, agama, dan ras yang berbeda-beda di Kalimantan Utara.

Gerak yang sama menggambarkan masyarakat mampu hidup rukun serta saling menjaga kekompakan dan kedamaian daerah demi suksesnya pembangunan.

Masyarakat Dayak Kenyah ikut menampilkan "Tari perang" yang diperankan para laki-laki.

Tari ini menggambarkan semangat dan bukti kesiapan menjaga Kalimantan Utara dari segala ancaman yang bisa menghambat pembangunan daerah.

Baca Juga: Denny JA: Kakakku Berburu Kepala; Konflik Sampit, Suku Dayak versus Suku Madura, 2001

Atraksi juga dilanjutkan dengan upacara adat "Mamat". Pada zaman dahulu, nenek moyang Suku Dayak Kenyah menggelar upacara ini sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan karena berhasil pulang dari medang perang dengan selamat.

Upacara ini juga ditandai dengan penyembelihan hewan. Upacara ini oleh masyarakat Dayak Kenyah dianggap cukup sakral.

"Dayak Kenyah merupakan salah satu Subsuku Dayak yang banyak mendiami wilayah Provinsi Kaltara. Di Kaltara populasi Dayak Kenyah di Kaltara mencapai 75 ribu jiwa,” tutur Jhonny Laing Impang.

Ia menyebut ritual "Mamat" sebagai ritual kemenangan dan ungkapan syukur. ***

Berita Terkait