Hore.. Tlilir Art and Culture Festival akan Dijadikan Even Tahunan
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 04 September 2023 12:43 WIB
ORBITINDONESIA.COM – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendukung penyelenggaraan 1st Tlilir Art and Cultur Festival yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung.
Hal ini disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam pernyataannya mengatakan kegiatan ini selaras dengan berkembangnya seni dan budaya. Tlilir terus memproklamirkan diri sebagai desa wisata kampung tembakau.
“Saya berharap dengan adanya dukungan dan kolaborasi berbagai pihak, Tlilir Art & Culture Festival menjadi momen tak terlupakan bagi seluruh peserta dan pengunjung,” katanya Menparekraf Sandiaga Uno.
Baca Juga: Taman Nasional Way Kambas di Lampung: Wisata Alam Warisan Kolonial untuk Kelestarian Flora Fauna
Menurut Sandiaga Uno ajang festival budaya Tlilir Art adn Cultur Festival yang bertajuk From Village to The World ini diharapkan menjadi daya tarik pariwisata baru bagi Kebupaten Temanggung.
Dan juga mendukung pemerintah dalam mencapai target 1,2 miliar sampai 1,4 miliar pergerakan wisatawan Nusantara pada tahun ini.
Seperti diketahui, Temanggung merupakan daerah penghasil tembakau dan Tlilir dikenal sebagai desa penghasil tembakau terbaik dengan produk unggulan tembakau Srintil.
Baca Juga: Inilah Jadwal Rekayasa Lalu Lintas Selama Penyelenggaraan KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, Catat Waktunya
Dalam festival yang perdana digelar ini venue untuk panggung bukan seperti biasanya melainkan di atas atap rumah warga yang sehari harinya biasa digunakan untuk menjemur tembakau.
Terkat eventi ini Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenparekraft, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani yang hadir di tempat mengatakan bahwa event festival budaya merupakan bagian dari 3A yaitu Akses, Atrakssi, Amenitas.
Selain itu menjadi unsur penting untuk memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.
Dirinya juga menilai, event festival Tlilir sebagai wujud inovasi dan adaptasi terhadap tren perubahan sikap wisatawan pascapandemi dalam berwisata yang bersifat personalize, customize, localize dan smaller in size.
“Wisatawan pascapandemi cenderung lebih menyukai aktivitas pariwisata luar ruangan atau outdoor dan suasana di Tlilir cocok untuk pengembangan desa berbasis ecotourism,” katanya.
Dewi menambahkan, Kemenparekraf mengapresiasi dan mendorong keberlanjutan event Tlilir Art & Culture Festival serta mengajak seluruh stakeholder pariwisata untuk berkolaborasi.
“Kami berharap festival ini berkelanjutan sehingga bisa menjadi event tahunan di Jawa Tengah dan khususnya di Temanggung, serta bisa mendatangkan banyak pengunjung dari berbagai daerah.”
“Sehingga, pada akhirnya akan bisa mendukung pencapaian target 1,2 miliar-1,4 miliar pergerakan wisnus pada 2023. Kami di kementerian akan mendukung dari aspek publikasi, promosi, dan dukungan lainnya,” kata Dewi.
Terkait acara tersebut, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Temanggung Hendra Sumaryana mengatakan bahwa selain selain perbaikan aksesibilitas, pihaknya akan mengupayakan agar event festival tersebut semakin banyak diketahui masyarakat luar sehingga multiplier effect-nya tidak hanya dirasakan di kabupaten saja tapi secara nasional.
Baca Juga: Inilah Jadwal Rekayasa Lalu Lintas Selama Penyelenggaraan KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, Catat Waktunya
“Temanggung punya dua hal yang unik dan mendunia yaitu tembakau dan kopi. Event ini juga menjadi bagian yang bisa ‘dijual’ dan dipromosikan,” katanya.
Sedangkan menurut Kepala Desa Tlilir Fatur Rohman keindahan alam dan tembakau yang mendunia menjadi daya tarik tak hanya bagi wisnus melainkan juga wisatawan mancanegara (wisman).
Menurutnya, wisman yang pernah datang ke Desa Tlilir diantaranya berasal dari Belanda, Belgia, Jerman, Rusia, Ukraina, dan Australia. Bagi turis yang ingin menginap, Desa Tlilir saat ini juga memiliki 12 homestay.
Ajang 1st Tlilir Art and Culture Festival yang diselenggarakan oleh Heavenly Indonesia, Pemerintah Desa Tlilir dan Travelita Pegiat Pariwisata Temanggung, mendapat dukungan penuh Kemenparekraf.
Festival ini menarasikan ‘Tlilir: Tembakau, Tradisi, dan Takdir’, serta mengampanyekan ‘Sustainability & Eco-Friendly Event’, di mana berbagai ornamen dan dekorasi venue event ini seluruhnya menggunakan material dari bambu.
Selama tiga hari digelar serangkaian acara, di antaranya konser musik etnik dengan line up Irene Ghea x Arlida Putri, Orkes Sinten Remen, dan Jogja Hip Hop Foundation.
Baca Juga: Peneliti Unej Bikin Alat Pengering Daun Kelor, Cukup 4 Jam Tanpa Sinar Matahari
Hadir juga outdoor fashion show dari perancang busana nasional dan lokal yang bertema ordinary traveling.
Pengunjung juga bisa menikmati drama musikal yang melibatkan penduduk setempat mulai dari pelajar hingga orang tua.
Tak kalah menarik juga ada festival kuda lumping serta festival UMKM yang menyuguhkan kuliner khas Temanggung, produk kerajinan dari tembakau, dan fesyen.
“Local wisdom sangat kami perhatikan, misal untuk outdoor Fashion Show saja kita bekerja sama dengan pemuda pemudi Karang Taruna, Ibu-ibu PKK, dan Kelompok Wanita Tani.
“Mereka kita edukasi hanya dalam tiga hari saja namun hasilnya cukup memuaskan kita di catwalk,” ujar Ridlo Amiruddin, Direktur Digra Sinergi Harsa selaku penyelenggara Tlilir Art & Culture Festival.
“Untuk penyelenggara event tahun depan jadwalnya akan kita ajukan pada Juli agar menjadi beberapa rangkaian event di lereng gunung di pulau Jawa, seperti Festival 7 Gunung dan Dieng Culture Festival. Ini penting, agar wisatawan adventure dan minat khusus kian bertumbuh,” katanya.***