DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

M Erick Antariksa: Jual Beli Relawan

image
Ganjar Pranowo mengungkapkan pesan penting di depan relawan dan pendukungnya.

 

ORBITINDONESIA.COM - "Kita jangan mendukung Ganjar dulu, kita tunggu perintah dan arahan dari Jokowi". Pasti sering dengar kalimat seperti itu kan? Khususnya di kelompok-kelompok relawan yang selama ini mendukung Jokowi.

Menurut saya kalimat itu tidak masuk akal. Relawan, sukarelawan, kok menunggu perintah. Menunggu arahan.

Sukarelawan atau relawan itu ya bergerak sesuai kesukaan dan kerelaan. Bukan karena arahan, apalagi perintah.

Baca Juga: Kesepian Timbulkan Risiko yang Sama Mematikannya Dengan Merokok

Beberapa tahun lalu, saya pernah mendampingi sahabat saya dalam kontestasi politik.
Saat itu dia mengikuti konvensi capres yang diadakan partai terbesar ketika itu.

Ketika dia resmi mengikuti konvensi capres, mau tidak mau kami harus mengkoordinir berbagai "pusaran" pendukung dan penggemar sahabat saya, sekaligus me-manage berbagai langkah dan komunikasi politiknya. Untuk itu kami membuka semacam markas yang kami beri nama Padepokan.

Salah satu tugas saya di Padepokan saat itu adalah mengkoordinir berbagai pusaran masyarakat yang mendukung sahabat saya. Ada pusaran jendral purnawirawan. Ada pusaran akademisi. Ada pusaran aktivis politik.

Ada pusaran pelawak. Ada pusaran selebritas. Ada pusaran pemusik dan seniman. Ada pusaran olahragawan. Ada pusaran pengusaha berbagai bidang. Dan tentunya ada banyak sekali pusaran penggiat media sosial.

Baca Juga: KRONOLOGI LENGKAP Aksi Penembakan di Kantor MUI Pusat 2 Mei 2023, Pelaku Tewas Misterius

Satu persatu mereka bergabung dan berkoordinasi dengan kami di Padepokan. Hasilnya luar biasa. Sahabat saya berhasil memenangkan konvensi capres yang diadakan partai penguasa dan partai terbesar saat itu.

Sepanjang perjalanan kami, banyak sekali orang yang datang menawarkan bantuan seperti ini. "Om, saya punya massa di 10 kota besar, kalau bapak datang ke 10 kota itu, saya bisa kerahkan massa saya minimal 10.000. orang di tiap kota".

Ada juga yang begini, "Om, aku punya pasukan netijen, kalo bapak nge-tweet, nanti pasukanku akan love dan retweet minimal 50.000 kali dalam satu jam, dan mereka akan kasih komen komen positif.

Lalu kalo ada yang protes, mereka akan ramai-ramai bully. Dan setiap kali ada berita di media online tentang bapak, nanti kita juga perlakukan begitu".

Baca Juga: Pernah Mengaku Utusan Allah, MUI Sebut Pelaku Penembakan Alami Gangguan Jiwa

Tapi setelah itu mereka akan berkata lagi, "Tapi Om, ini aku punya kawan yang dukung logistik pergerakan, dia minta jadi komisaris di BUMN anu".

Ada juga yang minta jadi Direksi BUMN, minta quota dari BUMN, minta jadi vendor BUMN, bahkan ada yang minta supaya masalah-masalah di BUMN tertentu agar dimaafkan.

Maklum sahabat saya saat itu menjabat menteri BUMN. Untungnya saya dan sahabat saya sama sekali tidak tergiur dengan berbagai kemudahan yang mereka tawarkan, karena tanpa bantuan orang-orang seperti itu pun, elektabilitas sahabat saya sudah lumayan moncer.

Nah, bedasarkan pengalaman saya tersebut, saya curiga, mulai banyak pihak yang berusaha "menjual" kelompok relawan pendukung Jokowi.

Baca Juga: Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Ajak Anggotanya Sering Bersilaturahmi ke Markas TNI

Mereka berdalih menunggu perintah Jokowi, padahal, bisa jadi mereka sedang menunggu deal, "Kalau saya mengerahkan kelompok relawan saya, saya dapat apa?".

Menyebalkan kan?

Di Pilpres 2014 dan 2019 kita mendukung Jokowi karena akal sehat kita. Maka, kini kembali gunakan akal sehat kita untuk memilih mana Capres yang kita dukung di Pilpres 2024.

Kalau akal sehat anda benar, maka pasti anda akan mendukung Ganjar Pranowo. Walaupun tidak diperintah dan tidak dibayar! 

(Oleh: M Erick Antariksa) ***

Berita Terkait