DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Survei Indikator Politik: Kejaksaan Raih Kepercayaan Publik 80,6 Persen, Tertinggi di Antara Penegak Hukum

image
Logo Kejaksaan di Gedung Kejaksaan Agung.

ORBITINDONESIA.COM - Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan publik kepada Kejaksaan berada di tingkat tertinggi 80,6 persen.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi secara virtual Minggu 30 April 2023, menyatakan angka 80,6 persen tersebut menunjukkan bahwa kejaksaan kembali menempatkan di posisi tertinggi di antara lembaga penegak hukum lainnya.

Menurut Burhanuddin, di antara tingkat kepercayaan terhadap lembaga-lembaga negara, kejaksaan selalu berada di posisi teratas.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Peneliti BRIN yang Ancam Warga Muhammadiyah Ditangkap Bareskrim Polri

Menurut dia, kejaksaan lembaga penegak hukum lain seperti pengadilan, Polri, dan KPK.

Dia menjelaskan survei Indikator pada periode Februari 2023, public trust  terhadap Kejaksaan menyentuh angka 77,8 persen.

Survei Indikator juga memotret penanganan kasus korupsi di Kejaksaan bahwa hasilnya dari 28,4 persen yang mengetahui penanganan kasus korupsi di Kejaksaan, mayoritas menjawab perkara minyak goreng (32,7 persen), menyusul terbanyak kedua adalah kasus bansos COVID-19 yaitu 25,4 persen, dan kasus Jiwasraya 7,5 persen.

"Sekitar 28,4 persen yang mengetahui penanganan kasus korupsi oleh Kejaksaan Agung dalam setahun terakhir, kasus minyak goreng dan bansos COVID-19 menjadi yang paling popular," ujarnya.

Sebelumnya, Burhanuddin menjelaskan tingkat kepercayaan publik terhadap Polri mencapai 73,2 persen dan KPK sebesar 72,4 persen.

Survei Indikator Politik dilakukan pada 11-17 April 2023 dengan melakukan wawancara terhadap 1.220 responden dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

Survei Indikator Politik menggunakan metode multistage random sampling untuk menarik sampel. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.220 orang yang berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (MoE) sekitar ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara acak sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. ***

Berita Terkait