DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Menlu AS Antony Blinken Puji Peran Thailand Dalam Pendekatan AS ke Asia Tenggara

image
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken.

ORBITINDONESIA -- Menteri Luar Negeri Antony Blinken hari Minggu, 10 Juli 2022, memuji peran Thailand dalam dorongan baru AS di Asia Tenggara, kawasan utama persaingan dengan China. Blinken sedang dalam perjalanan, guna mencari ide-ide baru tentang bagaimana memulihkan demokrasi di Myanmar.

Antony Blinken menandatangani perjanjian untuk terus memperluas hubungan. Blinken menunjuk pada dukungan Thailand terhadap rencana ekonomi baru yang dipimpin AS untuk Asia, serta upayanya dalam perubahan iklim.

Di Thailand, "kami memiliki sekutu dan mitra di Indo-Pasifik yang sangat penting bagi kami, di kawasan yang membentuk lintasan abad ke-21, dan hal itu terjadi setiap hari", kata Antony Blinken setelah berbicara dengan Menlu Thailand, Don Pramudwinai.

 Baca Juga: Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe Juga Mengundurkan Diri Menyusul Presidennya

Thailand adalah sekutu tertua Amerika di Asia, yang terkenal menawarkan gajah kepada Abraham Lincoln selama Perang Saudara AS. Tetapi Thailand juga semakin banyak bekerja sama dengan China yang sedang bangkit.

Menlu AS mengunjungi beberapa hari setelah kunjungan Menlu China Wang Yi, yang telah memulai lawatan yang lebih luas di Asia Tenggara, di mana ia telah menyoroti pengeluaran infrastruktur Beijing yang berlimpah.

AS telah mengidentifikasi China, dengan sistem otoriternya dan sumber daya teknologi dan militernya yang berkembang, sebagai saingan globalnya yang unggul.

Tetapi kedua negara baru-baru ini berusaha untuk menurunkan suhu, dengan pertemuan Wang dan Blinken hari Sabtu selama lima jam yang luar biasa panjang di Bali. .

 Baca Juga: Horoskop Karir Zodiak Cancer 10 Juli 2022: Tunda Resign, Cobalah Menikmati Perubahan di Tempat Kerja

Blinken, sebelum terbang ke Bangkok, mengatakan bahwa pembicaraannya dengan Wang "konstruktif" dan menambahkan bahwa dua kekuatan ekonomi terbesar dunia itu ingin mencegah persaingan mereka tidak terkendali.

Presiden Joe Biden mengundang para pemimpin Asia Tenggara pada Mei lalu ke Washington, untuk menunjukkan komitmen AS terhadap kawasan itu, bahkan ketika pemerintah berfokus untuk melawan invasi Rusia ke Ukraina.

Kritikus mengatakan, AS membawa relatif sedikit ke meja. Washington mengeluarkan 40 miliar dollar AS, sebagian besar dalam bentuk senjata, untuk Ukraina. Sedangkan China tahun lalu menjanjikan 1,5 miliar dollar AS untuk Asia Tenggara.***

 

 

Berita Terkait