DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Pikirkan Sebelum Marah: Kisah Seorang Majikan yang Menyukai Bunga Anggrek

image
Anggrek tanah Spathoglottis.

ORBITINDONESIA - Ada seorang majikan yang menyukai bunga anggrek. Pada saat hendak pergi keluar kota, majikan berpesan kepada bawahannya, harus hati hati merawat bunga anggreknya.

Selama kepergian majikan, bawahannya dengan teliti memelihara bunga-bunga anggrek tersebut.

Namun, pada suatu hari ketika sedang menyiram bunga anggrek tersebut, tanpa sengaja ia menyenggol rak-rak pohon. Sehingga semua pohon anggrek berjatuhan dan pot anggrek itu pecah berantakan. Pohon anggrek berserakan.

Baca Juga: Profil Kamaruddin Simanjuntak Pengacara Brigadir J yang saat Ini sedang Disorot

Para bawahannya ketakutan, menunggu majikan mereka pulang dan meminta maaf, sambil menunggu hukuman yang akan mereka terima.

Setelah sang majikan pulang dan mendengar kabar itu, ia lalu memanggil para bawahannya. Dia tidak marah kepada mereka, bahkan ia berkata:

"Saya menanam bunga anggrek, alasan pertama adalah untuk dipersembahkan kepada orang yang suka melihatnya. Dan yang kedua, adalah untuk memperindah lingkungan di daerah ini. Bukan demi untuk marah, saya menanam pohon anggrek ini."

Perkataan majikan ini sungguh benar: Bukan demi untuk marah, ia menanam pohon anggrek.

Baca Juga: Tagar EXOLeaveSM Bergema di Twitter, EXO Keluar dari Grup SM Entertainment?

Dia bisa demikian toleran, karena walaupun menyukai bunga anggrek, tetapi dihatinya tidak ada rasa keterikatan akan bunga anggrek.

Oleh sebab itu, ketika dia kehilangan bunga-bunga anggrek tersebut, tidak menimbulkan kemarahan dalam hatinya.

Sedangkan dalam kehidupan kita, sering terlalu banyak kekhawatiran, terlalu peduli pada kehilangan, sehingga menyebabkan keadaan emosi kita tidak stabil. Kita merasa tidak bahagia.

Maka seandainya kita sedang marah, kita bisa berpikir sejenak:

Baca Juga: Putri Candrawathi Jadi Tersangka, Kamarrudin Simanjuntak: Bapaknya Almarhum Sayang dengannya

Bukan demi MARAH menjadi sahabat.

Bukan demi MARAH menjadi suami istri.

Bukan demi MARAH melahirkan dan mendidik anak.

Bukan demi MARAH menjadi atasan dan pemimpin.

Bukan demi MARAH menjadi sakit dan tidak berdaya.

Baca Juga: Masih Ingat Amelia, Pegawai Alfamart Sampora yang Pergoki Pencurian Coklat? Sekarang Naik Jabatan Lho

Maka kita bisa mencairkan rasa marah dan kesusahan yang ada dalam hati kita, dan mengubahnya menjadi rasa damai.

Setelah membaca artikel ini, saat emosi kita tinggi dan hendak bertengkar (dengan siapapun juga), ingatlah perjumpaan kita di dunia bukan untuk marah.

Semua teman yang terkasih, selamat bekerja. Sukses menyertai kita semua.

(Dikutip dari media sosial, sumber anonim).***

Berita Terkait