ORBITINDONESIA.COM - Kita sering mendengar ungkapan bahwa istilah wanita kurang elok dan sopan untuk dipergunakan ketimbang istilah perempuan.

Menurut teori yang populer, kata wanita berasal dari bahasa Jawa yakni "wani ditata" yang artinya berani diatur. Etimologi itu menyiratkan bahwa wanita hanyalah objek yang diperalat lewat seperangkat tata aturan patriarkis.

Padahal, istilah tersebut adalah "jarwo dhosok", yakni pembentukan singkatan dalam bahasa Jawa. Aslinya, kata wanita berasal dari Bahasa Sansekerta, "vanit? (?????)", artinya "yang diinginkan".

Baca Juga: Daniel F Runde: Sudah Waktunya Bagi Amerika untuk Kembali Dalam Permainan Kepemimpinan Internasional

Kata "vanita" sendiri tertera dalam Kitab Siwa Purana dan memiliki konotasi positif di mana merujuk pada seorang wanita yang memiliki kecantikan dan kelembutan.

Sedangkan istilah "perempuan" yang berasal dari Bahasa Jawa kuno dan diserap ke bahasa Melayu, dianggap lebih baik karena berasal dari kata "empu" yang artinya "tuan, mulia, hormat".

Kata "empu" kemudian mengalami pengimbuhan dengan penambahan "per-" dan "-an" sehingga terbentuklah kata "perempuan".

Kata "empu" sendiri merupakan kata yang digunakan untuk menghormati seseorang dengan kedudukan yang tinggi pada masa lalu.

Baca Juga: HUMOR: Awas, Akibat Memberi Makanan Tahu, Lalu Dikejar Kawanan Monyet

Di Indonesia, kata "perempuan" umumnya dipergunakan untuk segala usia seperti contohnya "anak perempuan", sedangkan "wanita", identik dengan kaum Hawa yang sudah menikah, atau memiliki kedudukan yang lebih tinggi dalam masyarakat, seperti Polwan (Polisi Wanita).

Meski begitu, bukan berarti kata "wanita" sendiri buruk, mengingat secara etimologi, wanita adalah yang "diinginkan" dan menunjukkan peranan yang penting.***