Bupati Masfuk: Jika Ingin Maju, Belajarlah Bahasa Mandarin, Bukan Bahasa Arab
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 20 September 2023 09:15 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Bupati Masfuk dari Lamongan beberapa tahun lalu meminta pemuda pemuda Lamongan “Kalau kalian ingin maju, belajarlah Bahasa Mandarin, bukan belajar Bahasa Arab”.
Terdengar aneh mungkin di kalangan kaum santri Lamongan. Kok santri disuruh belajar bahasa Mandarin. Namun itulah visi kemajuan Masfuk yang seorang pengusaha sebagai bupati yang merubah Lamongan dari daerah minus menjadi seperti sekarang.
Beberapa tahun kemudian terbukti China menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia. Menguasai bahasa Mandarin akan memicu keuntungan ekonomi. Bupati Masfuk berpikir realistis meskipun tidak populer idenya.
Baca Juga: Jarir: Batin Rempang Berdaulat, Membahas Himpunan Hukum Adat Indonesia di Masa Belanda
Cukup mengejutkan apa yang terjadi di China belakangan ini. Buku sejarah dunia yang diajarkan di sekolah menengah di Shanghai, yang kemudian diajarkan di sekolah-sekolah seluruh China, diubah isinya.
Buku sejarah tidak lagi bercerita tentang dinasti-dinasti dan peperangan atau partai komunis dengan revolusinya. Sejarah dunia yang diajarkan kepada anak-anak sekolah fokus pada gagasan tentang pertumbuhan ekonomi, perdagangan luar negeri, penemuan teknologi, inovasi, harmoni sosial, keberagaman budaya.
Gambar-gambar tentang JP Morgan, Bill Gates, Bursa saham New York, satelit ruang angkasa AS, kereta api cepat Jepang, lebih ditonjolkan. Bahkan sosialisme hanya dibahas dalam satu bab buku pelajaran sejarah SMA.
Visi kemajuan China tergambar dari apa yang diajarkan di sekolah. Itulah kurikulum pendidikan bervisi masa depan. Kini semua sudah terbukti China menjadi adidaya baru.
Baca Juga: Kursi Panas Ganjar Pranowo Dalam Kuliah Kebangsaan di FISIP UI
Sementara di Pakistan sebanyak 1,5 juta murid belajar di lebih dari 13.000 madrasah. Mereka tidak diajari pendidikan umum yang membekali mereka untuk memasuki arus besar perkembangan dunia dan berkompetisi dengan anak-anak dari negara lain untuk berebut peluang kerja.