DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Ini Kata Psikolog, Cara Mencegah Peristiwa Perundungan Dimulai dari Wellbeing dan 8K

image
Ilustrasi Perlakuan bullying.

ORBITINDONESIA- Dra. Diennaryati Tjokrosuprihatono, M.Psi, Psikolog Pendidikan yang juga Wakil Rektor IV Universitas Pancasila (UP) menyampaikan beberapa cara atau tips upaya mencegah terjadinya peristiwa perundungan.

"Pertama adalah Wellbeing, jadi anak harus memiliki rasa bahagia, kepuasan, tingkat stres yang rendah, secara fisik dan mental serta memiliki kualitas hidup yang layak," kata Diennaryati Tjokrosuprihatono.

Kedua adalah perilaku prososial, kemampuan anak untuk memberikan manfaat dan membuat nyaman orang-orang yang ada di sekitarnya, seperti membantu, berbagi dan membuat nyaman.

Baca Juga: Fragments of the Last Will yang Dibintangi Idol Arashi, Kazunari Ninomiya Jadi Pembuka Festival Film Tokyo

Kemampuan ini, lanjutnya, sangat penting untuk menyiapkan anak-anak agar dapat diterima dalam lingkungan sosialnya.

Diennaryati juga mengatakan selain itu, orang tua juga harus mendidik anak-anak dengan prinsip delapan K yakni kasih sayang, keteladanan, komunikasi dua arah, kenyamanan, kebersamaan, kesempatan, keunikan anak dan keadilan.

Selanjutnya kita harus menyayangi anak kita dan berikan pendidikan yang baik dalam keluarga dengan mempertimbangkan Wellbeing anak sebagai fondasi anak berhubungan dengan lingkungan luar demi masa depannya.

Baca Juga: Inilah Lirik Lagu Sang Dewi yang Dinyanyikan Kembali oleh Lyodra Ginting


Lebih lanjut Diennaryati menjelaskan penyebab perundungan, karena manusia pada dasarnya memiliki death insting di samping memiliki life insting.

"Perundungan juga disebabkan oleh hasil belajar sosial yang kurang baik dari lingkungan rumah, sekolah maupun masyarakat. Sehingga tidak memiliki perilaku psikososial. Jadi siapa yang bertanggung jawab terhadap terjadinya perundungan. Ada keluarga, sekolah dan masyarakat," tegasnya.

Pembentukan awal kepercayaan diri, harga diri dan konsep diri positif adalah keluarga.

Baca Juga: Fragments of the Last Will yang Dibintangi Idol Arashi, Kazunari Ninomiya Jadi Pembuka Festival Film Tokyo

Sehingga, pola asuh orang tua yang cenderung otoriter dan banyak menghukum baik secata verbal, fisik, jelas Diennaryati, berdampak besar dalam pembentukan sikap anak.

Sementara sekolah sebagai lingkungan kedua sang anak terlalu fokus pada kegiatan kognitif semata. Bahkan apatis dengan kenyataan perundungan yang terjadi. Selain itu, sekolah kurang konsisten dalam menegakkan disiplin dan role model dari para guru juga mempengaruhi sikap anak.

Diennaryati juga menyampaikan kurangnya film cerita, serial baik film besar atau televisi yang mengajarkan kehidupan bersosialisasi dan nila-nilai moral serta kebaikan.***

Berita Terkait