Abdul Kholik: Prabowo - Ganjar Kalahkan Ganjar - Prabowo
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 30 Desember 2022 07:22 WIB
ORBITINDONESIA - Untuk ke sekian kalinya media mem-framing negatif terhadap Pak Prabowo Subianto (PS08). Kali ini dengan memblow-up hasil Survei Charta Politika, yaitu pasangan Ganjar-Prabowo memenangi Pilpres 2024.
Memang Prabowo menang, tapi sebagai Cawapresnya Ganjar. Sedangkan hasil survei sebelumnya dari lembaga lain tidak banyak diberitakan.
Isinya pasangan Prabowo - Ganjar memenangi Pilpres 2024. Menang telak, mengalahkan Ganjar-Prabowo.
Baca Juga: Indra Bekti Usai Jalani Operasi, Aldila Jelita: Hei, Sehat Yuk
Survei Charta Politika adalah satu di antara beberapa lembaga survei lain yang hasil surveinya menempatkan Ganjar di elektabilitas tertinggi ; Ganjar 42,8%, Anies 28,1%, Prabowo 23,9%, tidak jawab 5,2%. Dan konon, issue elektabilitas Ganjar ini bikin internal PDI Perjuangan ribut.
Menurut Rocky Gerung, angka tersebut terlalu jauh melampaui elektabilitas Puan Maharani. Padahal elit PDIP lebih condong ke Puan ketimbang Ganjar.
"Pembusukan itu pertama-tama biang keladinya adalah opini publik yang bukan berasal dari publik. Tapi, direkayasa oleh lembaga survei itu," kata Rocky Gerung, Senin, 26 Desember 2022.
Kembali lap top. Itu urusan PDIP lah. Charta Politika sudah dua kali melakukan survei simulasi berpasangan Capres-Cawapres.
Pertama periode 02-12 November, kedua periode 08-16 Des 2022. Di periode pertama Ganjar-Prabowo 43,4%, mengalahkan semua pasangan lain.
Di periode kedua Ganjar-Prabowo 45,3%, mengalahkan semua pasangan lain juga.
Dalam simulasi berpasangan itu, Charta Politika hanya memasangkan Ganjar-Prabowo Vs pasangan lain-lain, dalam beberapa kali simulasi. Dan elektabilitasnya memang selalu tertinggi.
Tapi, tidak ada satu pun memasangkan Prabowo-Ganjar dalam simulasi, di dua periode surveinya. Entah ada tapi tidak dirilis, atau gimana Saya kurang tahu. Tapi seperti itulah yang dipublikasikan.
“Prabowo (ikut) menang sebagai Cawapres, tapi kalah sebagai Capres”, itulah framing yang hendak dibangun media, berdasarkan Survei Charta Politika.
Ini tidak jauh berbeda dengan video hoax dari Youtube yang sempat viral beberapa waktu lalu bahwa Prabowo tidak jadi maju dan rela akan menjadi Cawapresnya Anies Baswedan.
Dalam waktu yang hampir bersamaan dengan survei Charta Politika di periode pertama, ada dua lembaga lain yang juga melakukan survei simulasi berpasangan, yaitu Merdeka Institute Public Opinian Survey (MIPOS) dan Lembaga Survei Jakarta (LSJ).
Survei MIPOS tanggal 01-12 Nov 2022, survei LSJ tanggal 15-26 Nov 2022.
Baca Juga: Sakit! Menantu Ini Minta Video Call Saat Ibu Mertua Mau Pakai Baju Setelah Mandi
Hasil survei MIPOS pasangan Prabowo-Ganjar sangat tinggi, yaitu 65,8% (satu putaran), megalahkan pasangan siapapun, dalam berbagai simulasi di survei itu.
Sedangkan hasil survei LSJ, yang membuat simulasi berpasangan Head to Head, hasilnya adalah (1) Prabowo-Ganjar 46,8% Vs Anies-AHY 31,2%, yang 22% belum menentukan pilihan.
(2) Prabowo-Ganjar 62,9% Vs Airlangga H – Andika P 12,3%, sisanya belum menentukan pilihan.
Nah, hasil survei MIPOS dan LSJ kemaren itu tidak banyak diblow-up media, tidak viral, tidak beredar di berbagai Grup WA.
Baca Juga: HEBOH! Nikita MIrzani Menangis Histeris sampai Sujud Syukur, Karena Ini Dalam Persidangan
Jika nanti ada lembaga lain merilis hasil surveinya yang menempatkan pasangan Prabowo-Ganjar menang, dugaan saya, juga tidak akan banyak media yang memblow-up.
Tapi jangan khawatir, nanti Saya yang akan mengabarkan pada Anda. Insya Allah.
BigData Jayabaya: PS08 Unggul
Sekedar tambahan. Terdapat data valid dan lebih representative, yang bahkan tidak pernah dipublish di media, yaitu dari BigData Jayabaya. Sejak 01 Januari 2021 s/d 11 Desember 2022, data yang terkumpul adalah 14.700, dengan user 13.050.
Hasilnya adalah elektabilitas pasangan Prabowo-Ganjar 41,99%, Anies-AHY 38,77% dan Puan-Andika 19,24%. Bedanya memang tipis, tapi valid.
Baca Juga: Ibu Mertua yang Zinahi Menantu ini Berakhir Cerai Dengan Suami, Bareng Anak Kandungnya Sendiri
Masih dari BigData Jayabaya, tapi bukan simulasi berpasangan, melainkan ketersukaan pada Capres berdasarkan GIS (Geographic Information System -ntar Saya jelaskan GIS dan Non-GIS).
Data perbincangan yang terkumpul antara 01 Januari 2022 Jam 00.00 s/d 28 Desember 2022 Jam 23.59 adalah : User : 105.472 dan Data : 71.791.
Dalam perbincangan ketersukaan tersebut hasilnya adalah PS08 22,99%, Anies 12,72%, RK 11,95, Ganjar 11,29%, Cak Imin 8,47%, Sisanya yang lain-lain.
Data terkumpul 71.791 dengan user sejumlah 105.472 artinya adalah ada 105.472 orang berdasarkan IP Adress yang melakukan interaksi di sosial media dan media online sehingga menghasilkan data yang jumlahnya 71.791 itu.
Baca Juga: Tak Tahan Lihat Ibu Muda Mandi di Sungai Pakusari Jember, Pria Pencari Biawak Nekat Coba Memperkosa
Ini yang disebut data berbasis GIS (GIS Based). Dengan kata lain, data GIS Based adalah data riil atau natural. Lawan dari data riil adalah Non GIS Based, yaitu buzzer.
Nah, “BigData Jayabaya memiliki algoritma yang dapat memilah mana yang riil / natural dan mana yang buzzer”, kata Gumilar Satriawan, Owner BigData Jayabaya, kemaren, Rabo (28/12/22).
Kita lihat data terbaru tentang ketersukaan pada tokoh (Capres) periode 01 Januari 2022 Jam 00.00 s/d 28 Desember 2022 Jam 23.59. Ini data campuran, GIS dan Non-GIS.
Ada 353.851 User tercatat yang menghasilkan 206.255 data. Hasilnya adalah PS08 dapat 16,86%, Anies 14,99%, Ganjar 10,57%, Cak Imin 8,69%, AHY 8,32%. Selebihnya tokoh lain.
Baca Juga: Simak Rekaman Terlengkap Perjalanan Promedia Teknologi Indonesia Sepanjang Tahun 2022
Di periode yang sama (01 Jan 2022 Jam 00.00 s/d 28 Des 2022 Jam 23.59) BigData Jayabaya juga merekam perbincangan Partai Politik berdasar GIS. Total data yang terkumpul 105.271 dan total user 142.203.
Hasil perbincangan Parpol ini adalah Gerindra 17,6%, PDIP 16,76%, PD 12,34%, PKB 11,13%, Nasdem 10.02%, Golkar 9,83%, PKS 9,44% dan selebihnya partai-partai lain.
Data JayaBaya ini terbaru ya, 28 Desember 2022. Tidak dipublish ke media mana pun, kecuali lewat FB Saya ini.
Jadi, ketersukaan terhadap tokoh dari yang tertinggi adalah PS08, Anies, Ganjar, AHY. Elektabilitas berpasangan dari yang tertinggi : Prabowo-Ganjar, Anies-AHY dan Puan-Andika.
Baca Juga: Pengamat Minta Pemerintah Pertegas Target Kebijakan Larangan Penjualan Rokok Batangan di Indonesia
Elektabilitas pada Parpol dari yang tertinggi : Gerindra, PDIP, PD, PKB, Nasdem, Golkar dan seterusnya.
Lah, dengan posisi kayak gitu, koq berani-beraninya Yunarto Wijaya itu bikin survei aneh-aneh. Cari perkara aja itu anak.
Survei Aneh
Banyak orang merespon negative terhadap hasil survei Charta Politika itu. Bukan hanya pendukung PS08, tapi juga masyarakat banyak bahkan pengamat.
Mereka umumnya tak setuju, karena ini sama saja dengan meredam gelora rakyat yang menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik dari sekarang.
Baca Juga: Pemerintah Larang Penjualan Rokok Batangan Mulai 2023, Wapres: Pengawasan Pasti Dilakukan
Pengamat dari Indikator Politik Indonesia (IPI), Bawono Kumoro menilai gagasan memasangkan Ganjar-Prabowo itu menarik, tapi mustahil direalisasikan.
“Prabowo pernah maju sebagai Capres dalam dua kali Pilpres, lalu kemudian maju sebagai Cawapres di pilpres mendatang, tentu ini aneh”, kata Bawono.
Apalagi sudah ditetapkan Rapimnas Gerindra, bahwa Prabowo sebagai Capres untuk Pilpres 2024, menurut Bawono, itu sama saja dengan menjegal Prabowo jadi Capres.
Kalau orang PDIP saja ribut menanggapi hasil survei itu, apalagi Kader Gerindra. Tidak ribut memang, tapi marah. Ya, Saya sakit hati membaca hasil surveinya Yunarto Wijaya itu.
Baca Juga: Agusto Sulistio: Apa Kabar Koalisi Nasdem, PKS dan Demokrat, dan Nasib Anies Baswedan
Kualitasnya sama dengan video hoax dari Youtube yang sempat viral beberapa waktu lalu bahwa Prabowo tidak jadi maju dan rela akan menjadi Cawapresnya Anies Baswedan. Sama persis kualitasnya.
Catatan Saya
Kita paham ke mana arah survei Charta Politika ini, yaitu mewacanakan pasangan Ganjar-Prabowo ; Sesuatu yang tidak mungkin. Kenapa ?
Pertama, mewacanakan PS08 sebagai Cawapres adalah sebuah penghinaan, mengingat PS08 memiliki segalanya, termasuk hasil survey yang terus tertinggi dan stabil.
Kedua, Selain sebuah penghinaan, memimpikan PS08 sebagai Cawapresnya Ganjar adalah kekonyolan dengan balutan survey.
Karena semua orang juga tahu bahwa volume popularitas Ganjar maupun Anies memiliki kesamaan, yaitu menggunakan buzzer, dibalut survey dan diboosting oleh media
Ketiga, Berdasarkan data 4 V (Volume, Variety/variasi, Velocity/kecepatan dan Verocity/percakapan), volume PS08 lebih stabil dan cenderung naik perlahan. Ini menandakan pemilih PS08 adalah pemilih loyal dan tidak berdasarkan trend pemberitaan.
Berdasarkan pemantauan Pilpres 2014 maupun 2019, volume 4V PS08 selalu naik hingga menjelang akhir hari H pemilihan. Volume tersebut atas nama PS08, bahkan tanpa Wakilnya.
Keempat, PS08 memiliki investasi politik dalam tiga kali Pilpres dan ini jelas sangat jauh dibandingkan dengan Ganjar, yang bahkan sampai sekarang belum pasti dapat tiket. Di Partainya sendiri malah ribut.
Kelima, Popularitas Ganjar digerakkan oleh mesin-mesin Buzzer maupun media. Berbeda dengan PS08 yang elektabilitasnya berdasarkan investasi politik, mesin partai dan hasil kinerja. Prestasinya sudah tak terhitung.
Keenam, PS08 lebih mandiri dalam pembiayaan Pilpres maupun pasukan pendukung. Sedangkan Ganjar butuh pendanan bohir dan itu rawan dijadikan boneka Oligarki. Untuk hal ini, Ganjar sama dengan Anies ; akan dikendalikan Oligarki jika mereka menjadi Capres.
Ketuju, Secara kemampuan, dalam banyak hal, PS08 dipastikan jauh melebihi Ganjar, maupun Anies. “Ojo disbanding-bandingke”, kata Farel.
Udah, besok dilanjut.
Kamis Wage, 29 Desember 2022
(Oleh: Abdul Kholik). ***