MENJELANG NATAL, Yuk Mengenal Sejarah Kota Suci Tiga Agama, Jerusalem
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 09 Desember 2022 13:29 WIB
ORBITINDONESIA - Yerusalaem atau Al-Quds merupakan salah satu kota kuno di Timur Tengah serta menjadi kota suci bagi tiga agama, Islam, Kristen dan Yahudi.
Namun kini Yerusalem juga menjadi titik api konflik paling berkepanjangan antara Palestina dan Israel
Dalam sejarahnya, Yerusalem memang kota berharga yang banyak diperebutkan oleh berbagai bangsa berdasarkan catatan arkeolog yang dikutip dari berbagai sumber menjukkan bahwa kota ini telah di huni 4.000 SM. Nama awal dikenal adalah Jebusite atau orang Kanaan sebagaimana dikutip dari Aljazeera
Baca Juga: MERIAHKAN NATAL, Biak Numfor Papua Gelar Lomba Tari Yosim Pancar Jalanan
Orang Kanaan yang bermigrasi menyebut daerah Yerusalem itu sebagai Ursalem yang berarti kota perdamaian. Kata Yerusalem berasal dari kata ini yang diucapkan dalam bahasa Ibrani menjadi Yereshalim yang berari rumah suci.
Bersamaan dengan bangsa Filistin yang datang belakangan, mereka diyakini sebagai nenek moyang paling awal yang menghuni wilayah itu, bangsa ini pun menetap di sepanjang pantai Mediterania yang membentang dari Jaffa ke Jalur Gaza dan di tanah Kanaan selama berabad-abad.
Ada beberapa pemerintahan yang berkuasa di Yerusalem mulai dari Daud selama 40 tahun, Raja Salomo atau Sulaiman yang menjadikan kota Spiritual bagi Yahudi.
Kemudian Nebukadnezar II pada 586 SM jatuh ke tangan Babiloni setelah itu Alexander Agung sempat menguasai kota ini pada tahun 332 SM, Ptolmies Mesir dan Seleukus Suriah hingga akhirnya pada kekuasaan Romawi setelah diserahkan dari Simon Maccabee.
Setelah Yerusalem ditaklukkan oleh Romawi, itu menjadi ibu kota dinasti Herodes yang memerintah di bawah arahan Roma.
Pada 70 M, Raja Romawi Titus menghancurkan kuil untuk menghukum dan mematahkan semangat orang-orang Yahudi yang memberontak terhadap pemerintahannya.
Dari tahun 313 M, dengan penerimaan agama Kristen secara luas oleh Roma, Yerusalem mengalami kebangkitan dan membangun kembali kota itu pada abad ke-4. Selama era Romawi, kota Betlehem dekat Yerusalem menyaksikan kelahiran Yesus Kristus. Karenanya, kota ini kemudian menjadi pusat ziarah Kristen.
Lalu pada 638 M, Islam dengan cepat menyebar ke wilayah itu. Umat Islam bahkan menganggap Yerusalem sebagai tempat penting untuk ziarah setelah Mekkah. Ini berkaitan dengan peristiwa Isra dan Miraj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Waduh, Empat Negara Melarang Perayaan Natal, Kalau Ketahuan Bisa Masuk Bui
Antara 688 M dan 691 M, Masjid Kubah Batu dibangun oleh al-Walid ibn Abd al-Malik. Dua tahun kemudian, Masjid al-Aqsha dibangun di tempat yang sama, memperingati tempat sujud nabi.
Antara 688 M dan 691 M, Masjid Kubah Batu dibangun oleh al-Walid ibn Abd al-Malik. Dua tahun kemudian, Masjid al-Aqsha dibangun di tempat yang sama, memperingati tempat sujud nabi.
Kedua masjid dan sekitarnya dikenal sebagai al-Haram al-Syarif dan menjadi situs tersuci ketiga bagi umat Islam. Pada abad XI, Islam telah berada di wilayah Yerusalem selama lebih dari 500 tahun.
Kota ini memperoleh reputasi dunia sebagai kota tiga agama dan menjadi saksi dari Perang Salib antara Tentara Salib dan pasukan Salah al-Din. Selama pemerintahan Turki Utsmani hanya sedikti orang Yahudi di Palesina dan pada abad ke-19 Yerusalem menjadi kota yang lebih terbuka.
Imigrasi warga Yahudi di Yerusalem semakin meningkat hingga pada tahun 1900 menjadi komunitas terbesar di wilayah itu tepatnya di kota dan pemukiman yang diperluas di luar tembok Yerusalem.
Pada Perang Dunia Pertama, Yerusalem direbut oleh pasukan Inggris di bawah Jenderal Edmud Alleby pada 1917 dan Menteri Luar Negeri Inggris Arthur Balfour berikan isyarat dukungan Inggris untuk tanah air Yahudi di Palestina.
Yerusalem pun dijadikan ibu kota Palestina, tetapi dipegang di bawah mandat Inggris. Setelah Perang Dunia II, PBB mengeluarkan keputuskan untuk menjadikan Yerusalem sebagai kota internasional pada 1947.
Kelompok Zionis kemudian memanfaatkan kekosongan politik dan militer itu dengan mengumumkan pembentukan negara Israel pada 14 Mei 1948.
Baca Juga: Tradisi Natal di Jerman, Mulai dari Sankt Nikolaus Tag Hingga Adventkalendar
Pada akhir 1948, Perdana Menteri Israel Daven Ben-Gurion mengumumkan bahwa Yerusalem Barat adalah ibu kota Israel dan Yerusalem Timur berada di kedaulatan Yordania.
Pasca kekalahan Arab dalam perang Enam Hari 1967, Israel merebut seluruh wilayah Yerusalem.
Banyak Orang Yerusalem Timur Arab ditawari kewarganegaraan Israel, tetapi hampir semua memilih untuk mempertahankan status mereka sebagai orang Yordania.
Israel kemudian memindahkan banyak orang Arab keluar dari Yerusalem dengan tetap menjamin akses ke tempat-tempat suci bagi Muslim dan Kristen.
Kontroversial selalu menaungi Israel seperti pada tahun 1998 Israel mengumumkan rencana untuk memperluas Yerusalem dengan mencaplok kota-kota terdekat.
Rencana itu secara dikecam oleh negara-negara Arab dan anggota dewan PBB. Israel kemudian membekukan rencanya. Sejak dimulainya Intifadah kedua pada September 2000, Israel secara rutin mencaplok akses kota-kota Arab lokal ke Yerusalem, sehingga menyegel kota itu.
Hingga terakhir di akhir 2017, Presiden Amerika Serikat kala itu Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv walau banyak dikecam sampai menciptakan resolusi yang ditentang oleh 128 negara dalam sebuah sidang PBB di tahun yang sama. ***