PIS Ajak Masyarakat Dukung Usulan Gelar Pahlawan Nasional Bagi Buya Ahmad Syafii Maarif
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 03 November 2022 13:20 WIB
ORBITINDONESIA - Pergerakan Indonesia untuk Semua atau PIS mengajak berbagai kelompok masyarakat untuk mendukung usulan pengajuan Buya Ahmad Syafii Maarif mendapat gelar pahlawan nasional.
Usulan PIS ini sebelumnya diutarakan Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat dan Bupati Sijunjung, yang juga sudah didukung Maarif Institute dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Yogyakarta.
Menurut PIS, Buya sangat pantas menyandang gelar kehormatan itu. Kiprah Buya tidak perlu diragukan lagi.
Baca Juga: Analisis: Konsolidasi Buzzer Anies Baswedan yang Tak Mau Disebut Buzzer
Banyak yang diberikan Buya, mulai dari keteladanannya sampai pandangannya dalam soal isu keislaman, keindonesiaan, kebhinekaan, dan keadilan sosial.
Semua itu dipersembahkan Buya demi kemajuan Indonesia. Semasa hidupnya, Buya adalah teladan berjalan.
Banyak jabatan prestisius yang disandangnya, seperti Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah dan Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Meski begitu, Buya dikenal sebagai sosok yang sederhana dan menolak diistimewakan.
Pandangan Buya soal isu keislaman, kebangsaan, kebihinekaan, dan keadilan sosial menjadi kompas sekaligus menjadi cambukan yang sangat dibutuhkan.
Baca Juga: Simak Tema, Logo Hari Pahlawan 10 November 2022 Beserta Makna Filosofis serta Link Download untuk Dicetak
Pandangan-pandangannya termuat di ratusan karya tulis dan buku yang secara produktif ia hasilkan sampai saat-saat menjelang akhir hayatnya.
Dalam soal keislaman, Buya dikenal sebagai sosok yang sangat meyakini Islam sebagai pedoman etika dan petunjuk hidup dengan sepenuh hati.
Tapi itu tidak membuat Buya kehilangan rasa hormatnya kepada pemeluk agama lain yang berbeda.
Buya juga berani berseberangan ketika melihat ancaman dari kelompok-kelompok radikal yang menggunakan agama sebagai alat pembenaran mereka, sepert Front Pembela Islam (FPI).
Baca Juga: Pekan Depan, Drawing 16 Besar Liga Champion
Dengan lantang, Buya mengecam FPI dan sejenisnya sebagai ‘preman berjubah’.
Ketika Gubenur DKI Basuki Tjahja Purnama diserang dan disudutkan akibat ucapannya yang dituduh menista agama, Buya menjadi salah seorang ilmuwan dan ulama yang secara terbuka membelanya.
Buya juga terus-menerus menyerukan persatuan dan kerjasama antara dua organisasi islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Buya sangat sedih melihat jurang antara kaya dan miskin yang masih sangat tajam di Indonesia.
Baca Juga: Tim Penyidik dan Dokter KPK Temui Lukas Enembe Kamis Siang Ini
Menurut Buya, sila kelima dalam Pancasila adalah sila yang paling tertinggal di buritan peradaban, paling terlantar, dan ‘yatim piatu’.
Buya juga mengkritik keras para pejabat publik yang terjebak dalam kubangan lumpur KKN. Kata Buya, jangan memuji-muji Pancasila, tapi dalam praktik sehari-hari justru berbuat KKN sesuka hati.
PIS menganggap sosok Buya sudah memenuhi hampir semua prasyarat pemberian gelar pahlawan nasional.
Di antaranya, popularitas tokoh dan tingkat penerimaan tokoh di daerah asalnya.
Baca Juga: Webinar Satupena Akan Diskusikan Hubungan Agama dan Adat Tradisi, Khususnya Kasus Yogyakarta
Hampir semua kalangan mengakui sosok Buya, mulai dari warga Muhammadiyah sendiri, tokoh agama lintas agama, intelektual, sampai Presiden Jokowi.
Karena itu, PIS mengajak masyarakat untuk bersama mendukung usulan pemberian gelar pahlawan nasional ini.
PIS berharap pemerintah pusat segera merespons usulan tersebut sehingga gelar pahlawan nasional bisa disandang Buya dalam waktu cepat.
(Dikutip dari PIS)***