Sanksi AS terhadap 3 Keponakan Presiden Venezuela Maduro Seiring Meningkatnya Tekanan

ORBITINDONESIA.COM — AS menjatuhkan sanksi terhadap tiga keponakan Presiden Venezuela Nicolás Maduro, di antara yang lain, pada hari Kamis, 11 Desember 2025, ketika Presiden Donald Trump berupaya memberikan tekanan lebih lanjut kepada negara Amerika Selatan tersebut.

Sanksi baru terhadap Franqui Flores, Carlos Flores, dan Efrain Campo diberlakukan sehari setelah Trump mengumumkan bahwa AS telah menyita sebuah kapal tanker minyak di lepas pantai Venezuela. Sanksi tersebut juga mencakup pengusaha Panama Ramon Carretero, enam perusahaan, dan enam kapal berbendera Venezuela yang dituduh mengangkut minyak Venezuela.

Carretero dituduh memfasilitasi pengiriman minyak atas nama pemerintah Venezuela, dan Departemen Keuangan mengatakan ia telah melakukan transaksi bisnis dengan keluarga Maduro-Flores, termasuk bermitra dalam beberapa perusahaan bersama.

Kantor Pengawasan Aset Asing Departemen Keuangan menerbitkan daftar sanksi tersebut pada hari Kamis.

Sanksi tersebut dimaksudkan untuk mencegah mereka mengakses properti atau aset keuangan apa pun yang dimiliki di AS, dan hukuman tersebut dimaksudkan untuk mencegah perusahaan dan warga negara AS melakukan bisnis dengan mereka. Bank dan lembaga keuangan yang melanggar pembatasan tersebut akan terkena sanksi atau tindakan penegakan hukum.

Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “Nicolas Maduro dan rekan-rekan kriminalnya di Venezuela membanjiri Amerika Serikat dengan narkoba yang meracuni rakyat Amerika.”

“Di bawah kepemimpinan Presiden Trump, Departemen Keuangan meminta pertanggungjawaban rezim dan lingkaran kroni serta perusahaannya atas kejahatan yang terus berlanjut,” katanya.

Ini bukan pertama kalinya keluarga Maduro terlibat dalam aksi balas dendam politik dengan AS.

Pada Oktober 2022, Venezuela membebaskan tujuh warga Amerika yang dipenjara sebagai imbalan atas pembebasan Flores dan Campo oleh Amerika Serikat, yang telah dipenjara selama bertahun-tahun karena kasus narkotika. Keduanya ditangkap di Haiti dalam operasi Badan Penegakan Narkoba (DEA) pada tahun 2015 dan dihukum pada tahun berikutnya di New York.

Carlos Flores telah dikenai sanksi pada Juli 2017 tetapi dihapus dari daftar Departemen Keuangan pada tahun 2022 selama masa pemerintahan Biden dalam upaya untuk mempromosikan negosiasi pemilihan demokratis di Venezuela.

Tindakan terbaru AS terhadap Venezuela menyusul serangkaian serangan mematikan yang dilakukan AS terhadap kapal-kapal yang diduga menyelundupkan narkoba di Laut Karibia dan Samudra Pasifik bagian timur, yang telah menewaskan sedikitnya 87 orang sejak awal September.

Trump membenarkan serangan tersebut sebagai eskalasi yang diperlukan untuk membendung aliran narkoba ke Amerika Serikat dan menegaskan bahwa AS terlibat dalam "konflik bersenjata" dengan kartel narkoba.***