Siklon Ditwah Berdampak pada 1,5 Juta Orang di Sri Lanka, Palang Merah Meluncurkan Seruan Darurat
ORBITINDONESIA.COM - Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) mengeluarkan peringatan keras pada hari Jumat, 5 Desember 2025, tentang keadaan darurat kemanusiaan yang parah dan terus meningkat di Sri Lanka.
Siklon Ditwah telah mendatangkan hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara kepulauan tersebut, memicu banjir dan tanah longsor dahsyat yang meluas dan berdampak pada lebih dari 1,5 juta orang di seluruh distrik, mengakibatkan hilangnya nyawa dan pengungsian yang signifikan.
Skala Kerusakan dan Respons yang Dimobilisasi
John Entwistle, kepala delegasi klaster negara IFRC untuk Asia Selatan, berbicara kepada wartawan daring dari Jenewa, merinci dampak badai tersebut. "Lebih dari 1,5 juta orang terdampak, dengan ratusan nyawa melayang dan ribuan orang mengungsi," ujarnya.
Sebagai tanggapan, lebih dari 3.500 relawan Palang Merah Sri Lanka segera dikerahkan untuk melakukan penyelamatan dan mengirimkan bantuan penting, meskipun infrastruktur rusak parah.
Untuk memperluas operasi penyelamatan jiwa, IFRC telah meluncurkan permohonan darurat sebesar 5 juta franc Swiss (lebih dari $6,2 juta), menambah 1 juta franc Swiss yang telah dialokasikan dari Dana Tanggap Darurat Bencana.
Bantuan tersebut akan difokuskan pada kebutuhan kritis seperti air bersih, sanitasi, layanan kesehatan, dukungan psikososial, dan bantuan tunai bagi keluarga terdampak. Entwistle juga mencatat krisis banjir serupa di Indonesia, di mana 3,2 juta orang terdampak.
Seruan untuk Dukungan dan Ketahanan Jangka Panjang
Menggambarkan pemandangan "memilukan" dari kunjungan lapangan baru-baru ini, Entwistle menyoroti keluarga-keluarga yang berlindung di sekolah setelah kehilangan rumah mereka, tetapi juga memuji solidaritas lokal.
Ia menyerukan pendanaan internasional yang mendesak, peningkatan koordinasi untuk mengatasi tantangan akses, dan investasi jangka panjang dalam ketahanan iklim.
"Kita tidak bisa melakukan ini sendirian," pungkasnya, menekankan perlunya respons global kolektif terhadap meningkatnya frekuensi bencana terkait iklim tersebut.
Sebanyak 998.918 orang di seluruh 25 distrik di negara kepulauan tersebut kini terdampak, dengan 212 kematian dilaporkan dan 218 orang hilang.
Lebih dari 180.000 orang dari lebih dari 51.000 keluarga berlindung di 1.094 pusat keamanan yang dikelola pemerintah sementara upaya pencarian dan penyelamatan terus berlanjut menyusul Siklon Ditwah yang melanda Sri Lanka sejak 28 November, menurut kantor koordinasi bantuan PBB (OCHA).***