Indonesia Akan Beli Hingga 200 Helikopter untuk Penanggulangan Bencana dan Pertahanan
ORBITINDONESIA.COM - Presiden Prabowo Subianto mengumumkan pada hari Jumat, 5 Desember 2025 sebuah rencana besar untuk membeli hingga 200 helikopter pada tahun 2026, yang bertujuan untuk memperkuat kemampuan pertahanan dan kesiapan tanggap bencana.
Keputusan ini diambil di tengah upaya Indonesia menghadapi banjir dan tanah longsor dahsyat yang telah menewaskan sedikitnya 897 orang, ratusan lainnya hilang, dan lebih dari 4 juta orang terdampak.
Prabowo menekankan bahwa Indonesia, yang terletak di Cincin Api Pasifik yang aktif secara seismik, tidak mampu untuk berebut aset setelah krisis melanda.
Konteks dan Respons Bencana Segera
Pengumuman presiden ini menyusul pengerahan 50 helikopter untuk mengirimkan bantuan dan melakukan operasi pencarian dan penyelamatan di wilayah Sumatera yang dilanda banjir, di mana tanah longsor baru-baru ini menewaskan sedikitnya 97 orang.
Prabowo menyatakan pemerintah sedang memobilisasi semua sumber daya yang tersedia, termasuk pesawat angkut militer, untuk memastikan respons bencana nasional yang cepat. Ia menggambarkan Indonesia sebagai negara tangguh yang mampu mengatasi krisis melalui aksi kolektif.
"Kita tidak bisa terburu-buru mencari helikopter tambahan setelah bencana atau perang meletus," kata Prabowo di Jakarta, menggarisbawahi strategi proaktif.
Pengadaan, yang dijadwalkan dimulai pada bulan Januari, merupakan kelanjutan dari pengiriman lima helikopter baru minggu ini. Rencana dwiguna ini mencerminkan tren yang berkembang di antara negara-negara rawan bencana untuk mengintegrasikan logistik militer dan kemanusiaan guna mengatasi bencana alam yang sering terjadi.
Dampak Regional dan Krisis Asia Selatan yang Lebih Luas
Banjir di Indonesia merupakan bagian dari bencana regional yang lebih luas, dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan lebih dari 1.600 korban jiwa di seluruh Asia Selatan, termasuk kerugian yang signifikan di Sri Lanka, Thailand, dan Malaysia.
Di Indonesia sendiri, lebih dari 1 juta penduduk yang mengungsi telah dipindahkan ke daerah yang lebih aman di provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh. Skala tragedi ini telah meningkatkan seruan untuk meningkatkan sistem peringatan dini dan infrastruktur yang tangguh.***