Tiga Warga Palestina Terluka Akibat Tembakan Langsung Pasukan Israel di Selatan Tubas
ORBITINDONESIA.COM – Tiga warga Palestina terluka akibat tembakan pasukan Israel, Minggu malam, 16 November 2025 setelah pasukan Israel melepaskan tembakan di kamp pengungsi al-Far’a, selatan Tubas, menurut sumber medis.
Sumber darurat melaporkan bahwa tim mereka menangani dua anak di bawah umur berusia 16 tahun yang menderita luka pecahan peluru di pinggang.
Seorang pemuda berusia 18 tahun juga menderita luka pecahan peluru di tungkai bawah. Sumber keamanan mengatakan tentara Israel mencegah kru ambulans menjangkaunya dan kemudian menahannya.
Tidak ada informasi terkonfirmasi mengenai kondisi medisnya saat ini.
Sebelumnya, pasukan Israel menyerbu kamp tersebut dengan beberapa patroli militer dan dikerahkan di jalan-jalannya.
Sementara itu, pasukan pendudukan Israel mencabut puluhan pohon zaitun pagi ini di daerah Wadi Qana, dekat kota Deir Istiya di provinsi Salfit, Tepi Barat tengah, menurut sumber lokal.
Ibrahim Hamad, Direktur Direktorat Pertanian di Kegubernuran Salfit, mengatakan kepada WAFA bahwa pasukan pendudukan mencabut sekitar 135 pohon zaitun, masing-masing berusia lebih dari tujuh tahun, milik tiga petani lokal. Ia mencatat bahwa serangan ini merupakan bagian dari serangkaian pelanggaran yang sedang berlangsung terhadap lahan pertanian di wilayah tersebut.
Menurut laporan yang dikeluarkan oleh Komisi Perlawanan Tembok dan Permukiman pada bulan Oktober, pasukan dan pemukim Israel telah melancarkan total 2.350 serangan sejak awal tahun 1940, melanjutkan kampanye agresi tanpa henti oleh negara Israel terhadap rakyat, tanah, dan properti Palestina.
Dari total insiden tersebut, tentara Israel bertanggung jawab atas 1.584 serangan, sementara pemukim melakukan 766 serangan. Sebagian besar serangan ini terkonsentrasi di Kegubernuran Ramallah dan Al-Bireh di Tepi Barat (542 insiden), Nablus (412 insiden), dan Hebron (401 insiden).
Serangan-serangan ini meliputi serangan fisik langsung, mencabut pohon, membakar ladang, mencegah pemetik zaitun mencapai tanah mereka, merampas properti, dan menghancurkan rumah serta bangunan pertanian.***