Kawin Herdek: Tradisi Pernikahan Massal Tahunan di Desa Serdang, Bangka Selatan
ORBITINDONESIA.COM - Kabupaten Bangka Selatan memiliki semboyan “Junjung Besaoh” yang menggambarkan kuatnya semangat kebersamaan masyarakat. Salah satu tradisi unik yang mencerminkan nilai tersebut adalah Kawin Herdek, yaitu pernikahan massal yang dilaksanakan secara adat dan diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Desa Serdang.
Menurut Koentjaraningrat (1985), pernikahan massal merupakan bentuk pelaksanaan upacara perkawinan yang dilakukan secara kolektif oleh beberapa pasangan, namun tetap mengikuti adat, norma, dan nilai budaya setempat.
Tradisi Kawin Herdek sendiri telah ada sejak tahun 1937 dan mencapai puncak popularitasnya pada 1943. Hingga kini tradisi ini tetap hidup dan terus dilestarikan, biasanya digelar pada bulan September hingga November, setelah panen lada dan padi. Momen tersebut dirayakan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.
Sehari sebelum prosesi berlangsung, masyarakat melaksanakan beberapa ritual malam hari, seperti menyiramkan air dari ujung kampung dan menyalakan tiga batang lilin di tiga titik desa—ujung, tengah, dan timur. Ritual ini biasanya dilakukan tepat pukul 00.00 WIB sebagai simbol penjagaan dan permohonan keselamatan.
Pada hari pelaksanaan, prosesi Kawin Herdek dimulai dengan akad nikah serentak oleh sekitar 10 hingga 20 pasangan di pagi hari. Setiap rumah yang ikut serta dalam hajatan ini menyelenggarakan hiburan, mulai dari pertunjukan musik band hingga arak-arakan khas Melayu.
Musik hadrah turut mengiringi jalannya acara sebagai bentuk doa agar masyarakat dijauhkan dari marabahaya. Warga desa juga menyiapkan hidangan bagi para tamu, baik dari dalam maupun luar desa.
“Tradisi kawin massal ini merupakan salah satu kekayaan di Bumi Junjung Besaoh. Tidak kalah unik dan karenanya perlu dilestarikan, agar menumbuhkan kecintaan terhadap budaya daerah,” ujar Riza, mewakili Bupati H. Justiar Noer pada 2018.
Tradisi ini bukan hanya wujud syukur atas hasil panen, tetapi juga menjadi momentum kebersamaan setelah masa panen selesai. Desa Serdang menjadi salah satu desa yang tetap konsisten menjaga tradisi ini agar tidak hilang ditelan perubahan zaman.
Kawin Herdek merupakan warisan budaya yang sangat berharga. Selain mengekspresikan rasa syukur, tradisi ini juga mencerminkan nilai kebersamaan, gotong royong, serta keteguhan masyarakat dalam melestarikan adat leluhur. Sejalan dengan pandangan Koentjaraningrat, pernikahan massal di Desa Serdang menunjukkan kuatnya nilai sosial dan budaya yang patut terus dijaga.
(Oleh Anggi Kinanti, Mahasiswa Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bangka Belitung). ***