OBROLAN HATI PENA #177: SOEHARTO PAHLAWAN BAGI SIAPA?

UNDANGAN WEBINAR HATI PENA #177

TOPIK: SOEHARTO PAHLAWAN BAGI SIAPA?

Kamis, 13 November 2025
19.00 – 21.00 WIB
https://s.id/hatipena177

Ditetapkannya Soeharto sebagai Pahlawan Nasional membuka ruang refleksi tentang warisan kepemimpinan yang meninggalkan jejak ganda: keberhasilan pembangunan di satu sisi, dan luka sosial-politik di sisi lain. Bagi sebagian masyarakat, Soeharto dipandang sebagai figur penyelamat bangsa yang memulihkan stabilitas pasca-1965 dan mengantarkan Indonesia memasuki era pembangunan ekonomi yang pesat. Program swasembada pangan, pertumbuhan industri, dan infrastruktur yang merata menjadi simbol dari keberhasilannya membawa kemajuan nasional.

Di sisi lain, Soeharto juga menjadi simbol kekuasaan otoriter yang menekan kebebasan sipil dan mematikan demokrasi. Rezim Orde Baru dikenal dengan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta penggunaan kekuatan militer untuk menjaga kekuasaan politik.

Penderitaan dialami oleh banyak korban pelanggaran HAM pada masa Soeharto, mulai dari penyisiran anggota dan simpatisan PKI pasca-1965, penahanan sewenang-wenang tanpa proses hukum, penyiksaan, penghilangan paksa aktivis, hingga pembantaian massal di berbagai daerah. Banyak keluarga hidup dalam stigma dan ketakutan selama puluhan tahun; ribuan orang dipaksa mengungsi, kehilangan hak sipil, bahkan akses pendidikan dan pekerjaan mereka dicabut. Peristiwa di Timor Timur, Tanjung Priok, Talangsari, dan penghilangan aktivis 1997-1998 menjadi simbol luka kolektif bangsa yang belum sepenuhnya pulih hingga kini.

Soeharto mungkin menjadi pahlawan bagi mereka yang menikmati hasil stabilitasnya, tetapi ia juga menjadi peringatan bagi bangsa ini agar kekuasaan yang panjang tidak kembali menelan nurani dan keadilan sosial.

Jadi, layakkah gelar pahlawan disematkan kepada Soeharto?