Kapal Induk AS Dekati Amerika Latin, Picu Spekulasi Trump Bermaksud Tingkatkan Kampanye Anti-Maduro
ORBITINDONESIA.COM - Kapal induk AS mendekati Amerika Latin di mana peningkatan kekuatan angkatan laut ini memicu spekulasi bahwa Trump bermaksud meningkatkan kampanye antinarkoba.
USS Gerald R. Ford dan tiga kapal perang pendampingnya tiba di wilayah tersebut pada hari Selasa, 11 November 2025, ungkap Angkatan Laut. Sejak awal September, pemerintahan Trump telah memerintahkan pembunuhan setidaknya 75 orang dalam kampanye antinarkobanya. Presiden Donald Trump khususnya berfokus pada Venezuela dan pemimpinnya, Nicolás Maduro.
Departemen Pertahanan AS menyatakan kapal dan unit pendukungnya akan “meningkatkan kapasitas untuk mendeteksi, memantau, dan mengganggu aktor serta kegiatan yang membahayakan keamanan rumah tangga AS dan kawasan barat hemisfer”.
Laporan mencatat bahwa sejak awal September 2025, pemerintahan Donald Trump telah melakukan sejumlah serangan militer terhadap kapal-kapal kecil yang diduga terlibat penyelundupan narkoba — setidaknya 75 orang tewas dalam operasi tersebut.
Fokus utama kampanye ini tertuju pada Venezuela dan pemimpinnya Nicolás Maduro. Trump menuding Venezuela sebagai pusat jaringan narkoba dan kriminal yang mengancam AS.
Meski demikian, pejabat AS dalam briefing tertutup kepada Kongres dikabarkan menyatakan bahwa belum ada keputusan final untuk menyerang Venezuela secara umum, terutama karena kendala hukum dan politik.
Penempatan kapal induk seperti USS Gerald R. Ford — aset strategis dengan kemampuan ofensif besar — di kawasan yang selama ini lebih diisi operasi maritim ringan, menandakan eskalasi dari sekadar operasi “antinaroba” menjadi potensi tekanan militer yang lebih luas.
Dengan kapal induk hadir, kapal selam, pesawat, unit intelijen, dan operasi udara/maritim lainnya dipersiapkan dengan skala yang tak lazim untuk tugas antinaroba semata. Ini menimbulkan spekulasi bahwa langkah itu bisa diarahkan ke operasi lintas darat atau bahkan intervensi terhadap negara berdaulat.
Fokus pada Venezuela menjadikan kampanye antinaroba juga sebagai instrumen geopolitik: bukan hanya menghentikan narkoba, tetapi juga menekan rezim Maduro—yang AS nilai sebagai ancaman ganda: kriminal + politis.
Aspek legal-diplomatiknya menjadi bahan perdebatan: serangan udara/transaksi militer tanpa deklarasi perang terhadap kapal asing di zona operasi maritim menimbulkan pertanyaan tentang kedaulatan, hak internasional, dan wewenang eksekutif AS.***