Prabowo dan Trump di KTT ASEAN-US: Komitmen Perdamaian Global
ORBITINDONESIA.COM – Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia dalam membangun perdamaian global di KTT ASEAN-US di Kuala Lumpur, dengan menyoroti rekonstruksi Gaza sebagai prioritas utama.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-United States ke-13 menjadi panggung bagi pertemuan diplomatik penting antara negara-negara Asia Tenggara dan Amerika Serikat. Di tengah ketegangan global dan konflik regional, upaya bersama untuk perdamaian menjadi lebih relevan. Presiden Prabowo Subianto, dalam pertemuan yang dihadiri oleh Presiden AS Donald Trump, menyoroti peran krusial kemitraan strategis ASEAN-AS dalam menciptakan Indo-Pasifik yang damai dan sejahtera.
Komitmen Indonesia terhadap perdamaian, khususnya di Timur Tengah, tidak hanya penting tetapi juga strategis. Dalam konteks rekonstruksi Gaza, Indonesia menawarkan dukungan baik dalam bentuk bantuan kemanusiaan maupun diplomasi. Dukungan ini sejalan dengan posisi Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, yang memiliki kepentingan moral dan politik dalam isu Timur Tengah. Data menunjukkan bahwa konflik di Gaza telah mengakibatkan ribuan korban jiwa dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang mendalam. Oleh karena itu, partisipasi aktif Indonesia dalam rekonstruksi Gaza dapat memperkuat posisi diplomatiknya di kancah internasional.
Melalui partisipasi dalam KTT ASEAN-US, Prabowo menegaskan kembali posisi Indonesia sebagai pemain kunci dalam diplomasi regional dan global. Pendekatan yang diambil menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya setia pada prinsip non-blok tetapi juga proaktif dalam mempromosikan perdamaian. Hal ini mencerminkan keinginan untuk memainkan peran yang lebih besar di panggung internasional, selaras dengan visi ASEAN yang lebih terintegrasi dan responsif terhadap tantangan global.
Partisipasi aktif Indonesia dalam isu perdamaian global, seperti rekonstruksi Gaza, merupakan langkah strategis yang mencerminkan kepemimpinan yang visioner. Namun, tantangan ke depan adalah bagaimana komitmen tersebut diimplementasikan secara konkret. Apakah langkah ini akan membawa perubahan nyata bagi perdamaian di kawasan atau hanya sekadar janji diplomatik? Komitmen ini menuntut aksi nyata dan kerja sama internasional yang berkelanjutan.
(Orbit dari berbagai sumber, 27 Oktober 2025)