Tren Detoks Dopamin: Antara Mitos dan Realitas

ORBITINDONESIA.COM – Di dunia yang sarat stimulasi, upaya mengurangi asupan dopamin menjadi tren. Namun, apakah benar-benar efektif?

Media sosial saat ini dibanjiri dengan tip mengurangi asupan dopamin. Mulai dari detoks digital hingga dopamine reset, istilah-istilah ini sering muncul sebagai solusi mengatasi kecanduan gawai yang mengganggu kesehatan mental. Para influencer mengklaim bahwa metode ini mampu 'mereset' otak mereka.

Di era modern ini, otak kita dibombardir dengan stimulasi tak terbatas. Misalnya, dari scrolling media sosial, bermain gim, notifikasi surel, hingga camilan manis. Akibatnya, otak kita senantiasa menerima dopamin, yang lama-kelamaan membuat kita tak lagi sensitif terhadap stimulasi.

Meski banyak yang tertarik, detoks dopamin dalam arti menghilangkan total zat ini dari tubuh tidak mungkin dilakukan. Dopamin muncul secara alami dan vital bagi fungsi tubuh kita. Alih-alih detoks, mungkin kita perlu lebih bijak dalam mengelola kebiasaan kita sehari-hari.

Tren detoks dopamin menunjukkan keinginan untuk hidup lebih berarti di tengah dunia penuh stimulasi. Meski tak ada tombol reset untuk sistem dopamin, kita bisa mengarahkan diri pada kesenangan jangka panjang. Olahraga, hubungan bermakna, dan eksplorasi bisa menjadi pilihan.

(Orbit dari berbagai sumber, 27 Oktober 2025)