Trump Diperkirakan Akan Menjamu Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman Bulan Depan

ORBITINDONESIA.COM — Pemerintahan Presiden Donald Trump sedang mempersiapkan kunjungan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman ke Amerika Serikat bulan depan. Kunjungan ini kemungkinan akan menjadi kunjungan kenegaraan pertama seorang pemimpin asing ke AS dalam masa jabatan kedua Trump, menurut beberapa sumber yang mengetahui rencana tersebut.

Para pejabat AS yang mengetahui rencana perjalanan tersebut mengatakan sedang dilakukan persiapan paket perjanjian yang dapat ditandatangani atau disaksikan oleh Trump dan putra mahkota selama kunjungan tersebut.

Perjalanan tersebut dijadwalkan sementara pada 17-19 November, tetapi waktu dan status kunjungan dapat berubah, menurut dua orang yang mengetahui rencana tersebut.

Kedua orang tersebut dan para pejabat tersebut berbicara dengan syarat anonim untuk membahas perjalanan tersebut sebelum diumumkan.

Perjalanan yang direncanakan ini akan menjadi bagian penting dari upaya Trump untuk memulihkan hubungan dengan negara-negara Teluk Arab yang geram dengan serangan Israel terhadap para pemimpin Hamas di Qatar saat mereka membahas proposal gencatan senjata AS.

Perjalanan luar negeri besar pertama Trump di masa jabatan kedua adalah ke Arab Saudi. Di sana, ia menyatakan harapan bahwa kedua negara akan semakin mempererat hubungan dagang dan bisnis mereka, serta mengisyaratkan peningkatan kerja sama militer juga akan dilakukan.

Kunjungan ini juga akan menjadi kunjungan pertama putra mahkota ke Amerika Serikat sejak pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, di Konsulat Saudi di Istanbul pada masa jabatan pertama Trump pada tahun 2018. Badan intelijen AS mengatakan Pangeran Mohammed kemungkinan besar mengarahkan pembunuhan tersebut, yang mengakibatkan sanksi AS terhadap beberapa pejabat Saudi. Ia membantah keterlibatannya.

Namun, sejak saat itu, pemerintahan Trump dan Biden telah berupaya memperbaiki hubungan dengan Arab Saudi. Putra mahkotanya juga berupaya memulihkan citra globalnya. Hal ini termasuk kunjungan presiden AS ke sekutu Teluk yang kaya minyak tersebut, dengan sambutan yang mewah dan meriah bagi Trump pada bulan Mei.

Pemerintahan Trump yang pertama gagal mengajak Arab Saudi bergabung dengan Abraham Accords, perjanjian yang menormalisasi hubungan antara Israel dan Bahrain, Uni Emirat Arab, Maroko, dan Sudan.

Pemerintahan Biden berusaha menegosiasikan kesepakatan serupa, tetapi upaya tersebut digagalkan oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel yang memicu perang di Gaza. Gencatan senjata yang rapuh di Gaza yang dinegosiasikan Trump telah memberi pemerintahan harapan baru akan kemungkinan Arab Saudi dapat diikutsertakan dalam Abraham Accords.

Rincian perjanjian yang akan ditandatangani selama kunjungan yang direncanakan belum jelas, tetapi banyak yang diharapkan berupa kesepakatan komersial dan perdagangan di bawah kerangka Kemitraan Ekonomi Strategis yang ditandatangani Trump dengan putra mahkota selama kunjungan presiden dari Partai Republik ke Arab Saudi pada bulan Mei.

Sebuah kesepakatan keamanan bilateral, yang telah lama diupayakan oleh Saudi, juga sedang dibahas, menurut para pejabat. Trump menandatangani perintah eksekutif bulan lalu yang menawarkan jaminan keamanan kepada Qatar, negara tetangga Arab Saudi, menyusul serangan Israel terhadap kepemimpinan Hamas di Doha.

Gedung Putih tidak menanggapi permintaan komentar, dan Kedutaan Besar Saudi menolak berkomentar. Bloomberg pertama kali melaporkan kunjungan yang diharapkan tersebut.***