Inspirasi Bandung 1955: Jejak Konferensi Asia-Afrika bagi Afrika Selatan
ORBITINDONESIA.COM – Presiden Afrika Selatan, Matamela Cyril Ramaphosa, menghidupkan kembali semangat Konferensi Asia-Afrika 1955 sebagai sumber inspirasi dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Jakarta.
Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung menjadi momen bersejarah bagi banyak negara. Selama ini, peristiwa tersebut dikenal sebagai titik awal solidaritas negara-negara berkembang melawan kolonialisme dan penindasan. Afrika Selatan, yang saat itu menghadapi apartheid, menemukan harapan baru melalui konferensi ini.
Konferensi ini bukan hanya pertemuan diplomatik tetapi juga simbol perlawanan terhadap ketidakadilan global. Pada masa itu, apartheid mengakar kuat di Afrika Selatan, dan dukungan internasional dari negara seperti Indonesia memberikan kekuatan moral bagi gerakan pembebasan. Indonesia menjadi sekutu penting dalam perjuangan panjang melawan sistem segregasi rasial tersebut.
Ramaphosa menyebut dukungan Indonesia sebagai wujud solidaritas yang tak terlupakan. Ini menunjukkan bagaimana hubungan internasional yang dibangun di atas nilai-nilai kemanusiaan dapat berdampak besar pada perjuangan melawan penindasan. Konferensi Asia-Afrika bukan sekadar sejarah, tetapi juga pelajaran abadi tentang pentingnya aliansi global.
Melihat kembali sejarah ini, kita diingatkan bahwa solidaritas dan dukungan lintas batas mampu menggerakkan perubahan besar. Pertanyaannya, bagaimana kita dapat melanjutkan semangat solidaritas ini dalam menghadapi tantangan global saat ini? Mungkin, jawabannya ada di tangan kita semua untuk terus belajar dari masa lalu.
(Orbit dari berbagai sumber, 23 Oktober 2025)