Menelisik Dampak Sosial Media: Antara Koneksi dan Isolasi
ORBITINDONESIA.COM – Di era digital ini, media sosial menjadi pisau bermata dua yang dapat menghubungkan sekaligus memisahkan manusia.
Sejak kemunculannya, media sosial telah mengubah cara komunikasi dan interaksi manusia secara mendasar. Platform seperti Facebook, Instagram, dan Twitter menawarkan kemudahan dalam berbagi informasi dan memperluas jaringan sosial. Namun, di balik manfaatnya, media sosial juga menyimpan sejumlah dampak negatif yang perlu diwaspadai.
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memicu perasaan kesepian dan depresi. Sebuah studi oleh American Psychological Association menemukan korelasi antara penggunaan media sosial dan peningkatan risiko kesehatan mental. Data menunjukkan bahwa pengguna aktif media sosial cenderung mengalami tekanan emosional lebih tinggi dibandingkan mereka yang kurang aktif.
Sementara media sosial menawarkan konektivitas tanpa batas, ironisnya, pengguna sering merasa lebih terisolasi. Fenomena ini dapat terjadi karena interaksi virtual tidak dapat sepenuhnya menggantikan interaksi tatap muka. Media sosial juga mendorong budaya 'FOMO' atau fear of missing out, di mana pengguna merasa tertinggal dari kehidupan orang lain yang tampak sempurna di dunia maya.
Dalam menghadapi tantangan ini, kesadaran dan pengaturan batas penggunaan media sosial menjadi kunci. Masyarakat perlu menyeimbangkan kehidupan digital dan nyata untuk menjaga kesehatan mental. Pertanyaannya, bagaimana kita dapat mengoptimalkan manfaat media sosial sembari meminimalisir dampak negatifnya? (Orbit dari berbagai sumber, 23 Oktober 2025)