Kemelut IHSG: Rotasi Saham di Tengah Gejolak Pasar
ORBITINDONESIA.COM – IHSG mengalami penurunan tajam sebesar 2,57% pada Jumat, 17 Oktober 2025, yang mengguncang banyak investor. Ini menandai penurunan mingguan sebesar 4,14%, mengisyaratkan perubahan strategi investasi di pasar saham Indonesia.
Penurunan IHSG yang signifikan dipicu oleh pelemahan saham konglomerasi, dengan saham-saham seperti DSSA dan MLPT mengalami penurunan tajam. Namun, meski merosot dalam jangka pendek, IHSG tetap menguat 11,8% sejak awal tahun 2025, kontras dengan LQ45 yang turun 6,57% YTD.
Fenomena ini menunjukkan pergeseran preferensi investor dari saham konglomerasi ke saham blue chip. Dengan valuasi saham consumer dan perbankan yang berada di bawah rata-rata historis, sektor ini menarik perhatian investor untuk rebalancing portofolio. Risiko utama adalah foreign outflow, namun upside dari sektor ini terlihat menjanjikan.
Para pengamat percaya bahwa rebalancing ke saham blue chip dapat mengurangi risiko portofolio. Kenaikan harga komoditas dan prospek pertumbuhan laba di sektor consumer dan perbankan menambah daya tariknya. Namun, penting untuk waspada terhadap dinamika geopolitik yang dapat mempengaruhi stabilitas pasar.
Dalam gejolak pasar ini, investor dihadapkan pada pilihan sulit untuk mengelola risiko dan memanfaatkan peluang. Apakah rotasi ke saham blue chip adalah langkah bijak di tengah ketidakpastian global? Hanya waktu yang akan menjawab, namun tetaplah berhati-hati dan terus pantau perkembangan pasar.
(Orbit dari berbagai sumber, 18 Oktober 2025)