Kudeta Madagaskar 2025: Militer Ambil Alih di Tengah Kekacauan Politik

ORBITINDONESIA.COM – Ketika gelombang protes besar-besaran mengguncang Madagaskar, militer mengambil alih kekuasaan, mengakhiri kepemimpinan Presiden Andry Rajoelina yang terpaksa melarikan diri dari negaranya.

Krisis politik di Madagaskar mencapai puncaknya pada 14 Oktober 2025, saat militer merebut kendali setelah pemakzulan presiden oleh parlemen. Protes yang dipimpin kaum muda ini bermula dari kelangkaan air dan listrik, kemudian berkembang menjadi gerakan anti-korupsi dan perlawanan terhadap kebijakan pemerintahan yang dinilai buruk.

Madagaskar, dengan populasi muda di atas 30 juta jiwa, sejak lama bergulat dengan kemiskinan dan ekonomi yang terpuruk. Data Bank Dunia menunjukkan pendapatan per kapita anjlok 45% antara 1960-2020. Pemuda yang mendominasi populasi memanfaatkan media sosial untuk mengorganisir protes yang menentang Rajoelina, memperlihatkan kekuatan generasi baru dalam mengubah tatanan politik.

Kudeta ini mencerminkan kekecewaan mendalam terhadap pemerintahan yang dinilai tidak kompeten dan korup. Militer, yang didukung demonstran, melihat kesempatan untuk memulihkan ketertiban dan menawarkan solusi sementara. Namun, langkah ini menimbulkan pertanyaan tentang masa depan demokrasi di Madagaskar dan potensi kembalinya pemerintahan militer.

Madagaskar kini berada di persimpangan jalan, di mana keputusan yang diambil dalam waktu dekat akan menentukan nasib bangsa ini. Dalam situasi penuh ketidakpastian, masyarakat internasional dan warga Madagaskar harus mengawasi dengan cermat perkembangan selanjutnya, serta memastikan transisi kekuasaan dilakukan secara damai dan demokratis.

(Orbit dari berbagai sumber, 16 Oktober 2025)