Kecemasan Finansial: 60% Warga Korea Tak Percaya AI

ORBITINDONESIA.COM – Hampir 60% warga Korea Selatan merasa cemas mengandalkan AI dalam manajemen kekayaan, menurut survei terbaru. Kekhawatiran ini paling dirasakan oleh generasi 30-an, yang cenderung lebih skeptis terhadap kecerdasan buatan dalam pengambilan keputusan finansial mereka.

Pertumbuhan teknologi AI dalam sektor finansial menjanjikan efisiensi dan kemudahan. Namun, survei menunjukkan banyak yang masih ragu untuk sepenuhnya mempercayakan keputusan finansial pada mesin. Kekhawatiran ini sebagian besar didorong oleh ketidakpastian dan risiko yang mungkin tidak dipahami sepenuhnya oleh algoritma AI.

Para ahli memperingatkan tentang bahaya kepercayaan buta terhadap AI dalam pengelolaan kekayaan. Data menunjukkan bahwa sementara AI dapat memproses data lebih cepat, ia belum sepenuhnya menggantikan intuisi dan pengalaman manusia. Survei juga mengungkap bahwa generasi 30-an, yang tumbuh bersama teknologi, justru paling skeptis. Mereka mengedepankan kehati-hatian dalam mengadopsi solusi teknologi baru.

Kritik terhadap AI dalam manajemen keuangan berpusat pada kemampuan AI yang masih terbatas dalam memahami konteks manusia. Teknologi ini dikembangkan dengan asumsi rasionalitas yang mungkin tidak selalu sejalan dengan situasi nyata. Selain itu, ketergantungan pada AI dapat mengurangi kemampuan individu untuk memahami dan mengelola keuangannya sendiri, yang dapat menjadi masalah di masa depan.

Di tengah kemajuan teknologi, penting untuk menjaga keseimbangan antara inovasi dan kebijaksanaan. Masyarakat harus didorong untuk tetap kritis dan terinformasi saat memanfaatkan AI dalam keputusan finansial. Apakah kita siap menghadapi era di mana mesin menjadi penasihat keuangan utama kita? Tantangan ini mengundang refleksi lebih dalam tentang peran manusia dalam mengendalikan masa depan finansialnya.

(Orbit dari berbagai sumber, 10 Oktober 2025)