Donald Trump dan Kontroversi Nobel Perdamaian 2025

ORBITINDONESIA.COM – Nama Donald Trump kembali menjadi sorotan dunia saat Komite Nobel Norwegia bersiap mengumumkan pemenang Nobel Perdamaian tahun ini. Trump, presiden Amerika Serikat, mengklaim dirinya layak menerima penghargaan tersebut setelah berhasil menghentikan 'tujuh perang'.

Donald Trump percaya bahwa dirinya pantas mendapatkan Nobel Perdamaian karena perannya dalam beberapa konflik global. Dia mengklaim telah mengakhiri perang di berbagai negara, termasuk Israel dan Hamas yang baru-baru ini mencapai kesepakatan gencatan senjata berdasarkan rencana perdamaian 20 poin yang diusulkannya.

Namun, klaim Trump tidak lepas dari kontroversi. Beberapa perang yang dia klaim berakhir melibatkan partisipasinya secara langsung. Ada juga peran mediasi yang diperdebatkan. Meskipun demikian, beberapa pihak menghargai usahanya, terutama di Timur Tengah. Namun, apakah kontribusinya cukup untuk Nobel Perdamaian masih menjadi perdebatan.

Banyak pihak mempertanyakan kelayakan Trump untuk Nobel Perdamaian. Kritikus menyebutkan bahwa kebijakan luar negerinya yang agresif dan retorika yang memecah belah tidak sejalan dengan semangat Nobel. Selain itu, Trump sering membandingkan dirinya dengan Barack Obama yang memenangkan Nobel di tahun pertama kepresidenannya.

Apakah Trump akan mendapatkan Nobel Perdamaian tahun ini masih menjadi tanda tanya besar. Jika tidak terpilih, bagaimana reaksi dan dampaknya terhadap hubungan internasional Amerika Serikat? Dunia menanti keputusan Komite Nobel yang akan menjadi penentu.

(Orbit dari berbagai sumber, 10 Oktober 2025)