Debat Panas: Haruskah Startup Eropa Ikuti Budaya Kerja '996'?
ORBITINDONESIA.COM – Diskusi hangat di LinkedIn mengguncang komunitas startup Eropa, mengusulkan adopsi budaya kerja '996' dari China untuk bersaing di pasar global.
Budaya kerja '996', yang berarti bekerja dari jam 9 pagi hingga 9 malam, enam hari seminggu, telah lama berlaku di China dan diterapkan oleh raksasa teknologi seperti Alibaba dan TikTok. Namun, pendekatan ini menuai kritik tajam di Eropa, terutama dari kalangan pengusaha yang merasa lebih banyak mitos daripada efisiensi nyata dalam praktik ini.
Di Silicon Valley, jam kerja 60-70 jam seminggu dianggap biasa. Namun, banyak pengusaha Eropa menolak gagasan ini, menganggapnya sebagai fetishisasi kerja berlebihan daripada kerja cerdas. Dengan contoh seperti Revolut yang mengalami masalah akibat pendekatan '996', banyak yang percaya bahwa inovasi berkelanjutan lebih penting daripada membakar tenaga kerja.
Para pendiri startup Eropa menekankan perlunya akses yang lebih besar ke modal daripada menambah jam kerja. Mereka berpendapat bahwa dengan pendanaan yang tepat, startup dapat bekerja intensif tanpa risiko kelelahan. Data menunjukkan bahwa sejak 2015, startup Eropa kehilangan sekitar $375 miliar dalam potensi investasi, menyebabkan banyak yang beralih mencari pendanaan di AS.
Apakah peningkatan jam kerja adalah solusi untuk meningkatkan daya saing, atau justru mendukung budaya inovasi yang berkelanjutan lebih penting? Pertanyaan ini tetap terbuka untuk dijawab, namun yang pasti, masa depan kerja di startup Eropa mungkin sangat bergantung pada bagaimana mereka menyeimbangkan antara tekanan kerja dan dukungan finansial.
(Orbit dari berbagai sumber, 30 Agustus 2025)