Kontroversi Festival Film Venice: Antara Seni dan Politik
ORBITINDONESIA.COM – Festival Film Venice tahun ini dibayangi oleh ketegangan politik terkait perang yang berlangsung di Gaza, mengundang perhatian lebih dari sinema itu sendiri.
Perang di Gaza menjadi fokus utama diskusi pada konferensi pers juri Festival Film Venice. Meski begitu, Alexander Payne, presiden juri kompetisi, memilih untuk tidak mengungkapkan pandangannya. Ia menyatakan fokusnya adalah pada penjurian film, meskipun ia mengindikasikan bahwa pandangan politiknya sejalan dengan banyak orang lainnya.
Permintaan agar festival mengambil sikap tegas terhadap situasi di Gaza datang dari ratusan pembuat film dan seniman internasional. Mereka mendesak agar festival mengecam genosida di Gaza dan pembersihan etnis di Palestina yang dilakukan oleh pemerintah dan tentara Israel. Permintaan juga diajukan agar Gal Gadot dan Gerard Butler, yang mendukung Israel, tidak diundang.
Direktur festival, Alberto Barbera, menegaskan bahwa undangan kepada artis tidak akan dibatalkan. Namun, ia mengekspresikan kesedihan mendalam terhadap situasi di Gaza dan Palestina. Barbera menekankan pentingnya pernyataan publik dari festival yang menunjukkan posisi mereka terkait tragedi kemanusiaan ini.
Festival Film Venice menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan antara seni dan politik. Bagaimana festival film dapat berfungsi sebagai platform untuk diskusi yang lebih luas? Mungkin ini saatnya bagi seni untuk lebih terlibat dalam dialog global yang kritis.
(Orbit dari berbagai sumber, 28 Agustus 2025)