Kematian Tragis Mahasiswa Hukum Akibat Reaksi Alergi Parah

ORBITINDONESIA.COM – Seorang mahasiswi hukum yang glamor meninggal dunia setelah mengalami reaksi alergi parah saat menjalani prosedur medis rutin.

Leticia Paul, 22 tahun, mengalami shock anafilaksis saat menjalani CT scan dengan kontras di Rumah Sakit Regional Alto Valle di Rio du Sul, Brasil. Reaksi parah ini disebabkan oleh cairan yang disuntikkan ke tubuh sebelum pemeriksaan dilakukan. Meskipun telah diintubasi segera, Paul meninggal kurang dari 24 jam setelah prosedur tersebut.

Penggunaan kontras iodinated dalam prosedur CT scan, MRI, dan X-ray sering diandalkan untuk memperjelas organ dan jaringan. Meskipun secara umum dianggap aman, reaksi alergi parah terjadi pada sekitar satu dari 5.000 hingga satu dari 10.000 kasus. Mayoritas orang hanya mengalami gejala ringan seperti rasa hangat, mual, atau gatal setelah penyuntikan.

Kejadian ini memunculkan pertanyaan tentang keamanan prosedur medis yang rutin. Apakah cukup bagi institusi kesehatan untuk hanya mengikuti protokol klinis yang direkomendasikan? Ataukah ada kebutuhan untuk penilaian risiko yang lebih ketat sebelum melakukan prosedur serupa, terutama bagi individu dengan riwayat medis tertentu?

Kematian Leticia Paul adalah pengingat tragis akan risiko yang melekat dalam prosedur medis, meskipun jarang terjadi. Ini memicu refleksi tentang bagaimana kita menyeimbangkan manfaat dan risiko dalam perawatan kesehatan. Apakah kita siap untuk mengeksplorasi dan memperbaiki sistem agar lebih aman bagi pasien di masa depan?

(Orbit dari berbagai sumber, 26 Agustus 2025)