Aduh, Sempat Diremehkan Ilmuwan, Virus Khosta 2 Ternyata Lebih Kebal dari Covid 19
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 24 September 2022 17:40 WIB
ORBITINDONESIA - Sejumlah ilmuwan dikejutkan dengan penemuan virus baru bernama Khosta 2.
Virus Khosta 2 disebut mirip dengan Covid 19 karena sama-sama disebar oleh hewan kelelawar.
Namun, berdasarkan jurnal PLOS Pathogens, virus Khosta 2 sejatinya telah diketahui keberadaanya pada 2020.
Baca Juga: Antisipasi Penyebaran Virus Khosta 2, Ilmuan Fokus Ciptakan Vaksin dengan Daya Tangkal Ganda
Sebagaimana dilansir dari news18.com, Sabtu, 24 September 2022, menurut jurnal tersebut, para ilmuwan telah menemukan sekelompok virus corona yang mirip dengan SARS-CoV-2 atau virus corona. Virus itu pertama kali ditemukan hidup pada kelelawar di Rusia pada tahun 2020.
Namun, para ilmuwan tidak berpikir bahwa virus tersebut merupakan ancaman bagi manusia pada saat itu.
Setelah penelitian dan analisis lebih lanjut, para ilmuwan menemukan bahwa virus tidak hanya dapat menginfeksi sel manusia ketika diperiksa di laboratorium, tetapi mereka dapat menghindari kekebalan vaksin Coronavirus saat ini.
Baca Juga: Jadi Ancaman Baru, Ilmuwan Sebut Virus Khosta 2 Semakin Ganas Jika...
"Kami tidak ingin menakut-nakuti siapa pun dan mengatakan ini adalah virus yang benar-benar resisten terhadap vaksin," kata Michael Letko, ilmuwan utama dalam studi tersebut.
"Virus tersebut dapat mengikat reseptor manusia dan tidak begitu mudah dinetralkan oleh vaksin yang ada saat ini," sambungnya.
Menurut para peneliti dari Washington State University, virus tersebut berada di bawah sub-kategori coronavirus yang disebut sarbecovirus, sejenis virus pernapasan.
Baca Juga: Ditemukan Virus Khosta 2, Lebih Mudah Menular ke Manusia dan Resisten pada Vaksin
Studi ini juga menunjukkan bahwa jenis Coronavirus yang serupa, yakni Khosta 1 juga ditemukan, tetapi tidak menimbulkan ancaman karena tidak menginfeksi sel manusia tidak seperti Khosta 2.
Para peneliti mengatakan temuan penelitian menunjukkan bahwa sarbecovirus pada satwa liar di luar Asia menimbulkan ancaman bagi kesehatan global serta kampanye vaksinasi COVID-19 yang sedang berlangsung.
Namun, menurut para peneliti, virus ini tidak memiliki gen yang dapat menyebabkan penyakit serius pada orang seperti varian Omicron dari SARS-CoV-2, tetapi pada akhirnya dapat berubah jika bercampur dengan gen SARS-CoV-2
Baca Juga: Syaefudin Simon: Dr. (HC) M Habib Chirzin, Sang Midas
Seorang Virologist, Dr. Arinjay Banerjee membagikan laporan tersebut di Twitter mendorong upaya menciptakan vaksin baru.
“Inilah mengapa kita perlu mengembangkan vaksin pelindung yang lebih luas terhadap Sarbecovirus untuk mencegah wabah lebih lanjut dari coronavirus zoonosis," tulisnya.***