Dokter Rinawati Rohsiswatmo: Peran Guru Hingga Orang Tua Membantu Anak Ikuti CKG di Sekolah
- Penulis : M. Ulil Albab
- Kamis, 07 Agustus 2025 04:20 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Dokter Anak Konsultan Neonatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Rinawati Rohsiswatmo mengemukakan, peran guru hingga orang tua membantu kesiapan anak mengikuti Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah.
Menurut Rinawati Rohsiswatmo, keterlibatan guru dalam proses itu membantu menenangkan anak-anak di sekolah karena lebih didengarkan masukannya.
"Kalau yang saya lihat, pengalaman, anak itu sangat mendengarkan guru loh. Dia yang tadinya menjerit-jerit, waktu umur 1-2 tahun, begitu 4-5 tahun bisa duduk manis walaupun dia takut," kata Rinawati Rohsiswatmo, saat ditemui di Jakarta, Rabu, 6 Agustus 2025.
Baca Juga: Dinkes Kota Yogyakarta Targetkan 98.517 Pelajar SD-SMA Jalani Cek Kesehatan Gratis di Sekolah
Dalam menanggapi anak, terkadang merasa takut saat akan diperiksa kesehatannya, terutama ketika melihat alat medis seperti jarum suntik, menurut Prof Rinawati sering kali hal itu diperparah oleh cara komunikasi orang tua yang menakuti.
"Saya suka sedih gitu ya misalkan 'kamu nakal ya jungkir balik terus, divaksin noh (nunjuk) minta dokter. Jadi dia kan tahunya itu ancaman buat dia," imbuh dia.
Dia menyarankan ketika anak merasa takut saat diperiksa kesehatannya lebih baik diajak dengan memberikan semangat atau dipeluk dan tidak boleh dipaksa.
"Jadi terus dia diisi bahwa 'kamu mau sehat kan, kamu mau jadi jagoan itu. Suntik, supaya itu penjahatnya hilang, jadi jangan takut'. Kemudian harus diperiksa. Jadi bisa dipangku dipeluk," tutur dia.
Lebih lanjut, Rinawati menekankan pentingnya pemeriksaan kadar hemoglobin (HB), pemantauan berat badan, hingga kecukupan vitamin.
"Karena anak sekolah ini nanti mau jadi calon remaja, ini harus disiapkan. Pada anak-anak muda itu, kamu periksa HB-nya, jangan kegendutan, D3 (vitamin) mesti benar," kata dia.
Sebelumnya, Pemerintah meluncurkan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah sejak Senin 4 Agustus 2025, menyasar lebih dari 53 juta siswa SD–SMA di 282.000 sekolah dan madrasah di seluruh Indonesia.