DECEMBER 9, 2022
Buku

“Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya”, Karya Rushdi Mathari

image

ORBITINDONESIA.COM - Dalam zaman ketika debat publik sering berubah jadi ajang saling ejek, dan opini berhamburan tanpa dasar, Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya karya Rusdi Mathari tampil sebagai tamparan yang elegan.

Buku ini adalah kumpulan esai yang mengupas banyak wajah dari hidup di Indonesia—politik, agama, media, sampai sisi manusia yang paling sunyi—dengan gaya yang tajam, ironis, dan puitis.

Rusdi menulis bukan untuk menyenangkan, melainkan untuk mengingatkan. Lewat kalimat-kalimat pendek namun menghunjam, ia membongkar kepongahan kaum intelektual, arogansi tokoh agama, hingga kebiasaan kita menghakimi sebelum mengerti.

Baca Juga: Buku "Soul Quest": Menyelami Samudra Jiwa Bersama Anand Krishna

Buku ini mempertanyakan: kenapa kita begitu sering merasa paling tahu, padahal malas mendengarkan? Mengapa banyak orang terjebak merasa pintar, padahal tak punya cukup kerendahan hati untuk mengakui kebodohannya?

Salah satu kekuatan utama buku ini adalah keberaniannya menyentil dunia jurnalisme—bidang yang digeluti Rusdi selama puluhan tahun.

Ia mengkritik bagaimana banyak media lebih suka menjadi corong kekuasaan daripada pembela publik. Media kehilangan nuraninya, kata Rusdi, karena lebih memilih sensasi ketimbang substansi, opini ketimbang verifikasi.

Baca Juga: Buku Neospirituality and Neuroscience: Puncak Evolusi kemanusiaan

Di sinilah buku ini menjadi penting, bukan hanya bagi jurnalis, tapi siapa pun yang percaya bahwa informasi adalah fondasi demokrasi.

Namun buku ini tak hanya keras. Di sela kritik tajam, ada refleksi lembut tentang kehilangan, tentang keluarga, tentang ingatan.

Dalam bagian tentang ibunya, Rusdi menulis dengan lirih, menghadirkan sisi manusiawi dari seorang jurnalis yang dikenal galak di kolom opininya.

Baca Juga: Menemukan Kebebasan Sejati: Pelajaran dari Buku “Berani Tidak Disukai”

Ini membuat buku ini bukan sekadar bacaan analitis, tapi juga emosional—mengajak pembaca merenung, bukan hanya berpikir.

Halaman:

Berita Terkait