DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Pertamina di Simpang Jalan, Antara Aramco dan Petrobras

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Namun di sisi lain, Pertamina juga adalah tubuh besar yang masih rapuh. Ia kuat di luar, tapi rentan di dalam. Korupsi dan inefisiensi kerap mengintai, seperti penyakit lama yang tak kunjung sembuh.

Sejak pertama kali masuk dalam daftar Fortune Global 500 pada 2013, Pertamina konsisten bertahan:

• 2021: Peringkat #287 (pendapatan US$41,5 miliar)

Baca Juga: ANALISIS: Pertamina Patra Niaga, Kasus Pertamax Oplosan dan Krisis Kepercayaan

• 2022: Naik ke #223

• 2024: Peringkat #165—satu-satunya perusahaan Indonesia dalam daftar tersebut

Masuk dalam daftar ini bukan sekadar prestise, tapi juga:

Baca Juga: Inilah Pengantar Buku Imam Qalyubi “Analisis Semiotik, Linguistik dan Intertekstualitas Terhadap 15 Puisi Esai Denny JA”

1. Validasi skala dan kredibilitas global

2. Bukti ketahanan bisnis di tengah gejolak pandemi dan pasar

3. Sinyal positif bagi investor dan regulator

Baca Juga: Analisis Denny JA: Setelah Amerika Serikat Menjatuhkan Bom ke Iran

4. Simbol kepemimpinan regional di Asia Tenggara

Halaman:

Berita Terkait