Memasuki Bulan Suro, Tahun Baru Jawa, Ini Sembilan Filosofi Jawa yang Hampir Terlupakan
- Penulis : M. Ulil Albab
- Jumat, 27 Juni 2025 12:00 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Suro dimaknai sebagai bulan pertama dalam sistem kalender Jawa-Islam. Penyebutan kata 'suro' bagi orang Jawa ialah bulan Muharam dalam kalender Hijriah. Kata tersebut berasal dari kata 'Asyura' dalam bahasa Arab dan dicetuskan oleh pemimpin Kerajaan Mataram Islam, Sultan Agung.
Menyambut Tahun Baru Jawa ini, ada 9 filosofi Jawa yang hampir terlupakan. Berikut ini uraiannya:
1. URIP IKU URUP
Baca Juga: Kata-Kata Mutiara 1 Muharram 1444 Hijriah, Penuh Makna dan Motivasi
"Hidup itu Nyala. Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita....., semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik ".
2. MEMAYU HAYUNING BAWANA
"Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan...., kebahagiaan..... dan kesejahteraan.....; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak."
Baca Juga: Macam-Macam Ucapan Selamat 1 Muharram 1444 H, Bisa Kalian Ucapkan pada Sahabat dan Saudara
3. SURO DIRO JOYO JAYADININGRAT, LEBUR DENING PANGASTUTI
"Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar."
4. NGLURUK TANPO BOLO, MENANG TANPO NGASORAKE, SEKTI TANPO AJI-AJI, SUGIH TANPO BONDHO
Baca Juga: Kisah Sebuah Mimbar dan Shalahuddin Al Ayyubi yang Merebut Yerusalem: Renungan 1 Muharram 1444 H
"Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan; Kaya tanpa didasari kebendaan."