Ini Makna Filosofis di Balik Iket Sunda yang Dipakai Dedi Mulyadi Setiap Hari
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 21 September 2022 22:39 WIB
Di Bali iket dikenal dengan istilah Udeng. Dalam sejarah iket, antara iket Sunda dan udeng Bali terdapat hubungan erat meski mempunyai bentuk dan model berbeda.
Lipatan dan ikatan pada iket mempunya arti dan makna filosofi yang berkaitan erat dengan fungsi pekerjaan seseorang zaman dulu.
Baca Juga: Digugat Cerai Istri, Dedi Mulyadi Unggah Foto Bahagia Bersama Putrinya: Aku Menyayangimu
Itulah kenapa iket menjadi warisan budaya leluhur yang perlu dilestarikan karena mengandung arti yang begitu tinggi.
Bentuk iket yang berbeda bukan melambangkan kasta, kedudukan, atau status sosial di masyarakat tetapi menunjukan fungsi pekerjaan Si Pemakai karena di Tatar Sunda tidak dikenal kasta tetapi sejajar sesuai dengan istilah Padjadjaran (Pajajaran) yang mengandung arti "sejajar" atau "kesejajaran".
Berdasarkan sejarah iket, awal mula bentuk iket atau totopong adalah persegi (segi empat) yang melambangkan dulur opat kalima pancer. "Si eta mah geus masagi" yang menunjukkan seseorang yang sempurna dan menguasai ilmu pengetahuan di bidangnya. Asal kata "masagi" adalah "pasagi" yang dalam bahasa Indonesia artinya Persegi.
Baca Juga: Tak Ikut Bela Juventus Lawan AC Milan Akibat Kartu Merah, Angel Di Maria Ungkap Penyesalan
Sebagian sesepuh mengartikan bentuk segi empat yang terdiri dari empat sudut melambangkan unsur-unsur yang ada pada diri manusia yakni air, api, udara, dan tanah. Di Tatar Sunda, empat unsur tersebut dikenal dengan istilah "acining hirup" sesuai dengan asal mula kehidupan manusia dari saripati tanah. Sedangkan kalima pancer mengandung arti terpusat atau terpancar kepada Tuhan Pencipta alam semesta.
Dengan demikian dulur opat kalima pancer melambangkan sifta-sifat dasar manusia yang harus seimbang dan harus dimanfaatkan dengan tetap berpedoman kepada aturan Tuhan.
Sebagai contoh, sifat amarah (unsur api) harus seimbang dengan sifat tenang dan sejuk (unsur air). Jadi hal ini sebenarnya erat hubungannya dengan arti keimanan manusia terhadap Tuhannya.