DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Dua Tahun Berlalu, Ulama Diminta Evaluasi Ulang Boikot Terhadap Produk Terafiliasi Israel

image
Ilustrasi - Boikot Terhadap Produk Terafiliasi Israel (Foto: Istimewa)

ORBITINDONESIA.COM -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan para pemuka agama diminta untuk mengevaluasi ulang gerakan boikot yang dilakukan masyarakat. Hal tersebut dilakukan guna menilai efektivitas hingga dampak yang dihasilkan gerakan boikot terhadap gencatan ekonomi kepada Israel agar menghentikan penjajahan mereka ke tanah Palestina.

Wakil Ketua Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor, Ahmad Fauzan Amin menilai bahwa evaluasi diperlukan menyusul dampak dari boikot juga terjadi di dalam negeri sekaligus memberikan panduan lebih jelas bagi masyarakat. Dia melanjutkan, boikot sedikit banyak memukul perekonomian nasional yang berujung gelombang PHK yang terjadi belakangan ini.

"Maka dari itu saya mendorong kepada para kiai, para ulama hingga institusi-institusi keislaman untuk mengkaji, mengevaluasi boikot ini. Kira-kira lebih banyak mudharat atau manfaatnya begitu?" kata Fauzan Amin baru-baru ini.

Baca Juga: Forum Ulama: Umat Islam Perlu Teliti Sebelum Melaksanakan Kampanye Boikot

Menurutnya, banyak laporan masyarakat yang terdampak secara ekonomi akibat PHK lantaran sejumlah perusahaan mengalami penurunan omzet akibat boikot. Dia mengatakan, masyarakat tidak bisa menutup mata terhadap realita bahwa dampak ekonomi dari boikot turut memukul rakyat kecil, terutama karyawan yang tak punya keterlibatan langsung dalam konflik tersebut.

"Persoalan boikot ini kita harus kembali ke kaidah ushul fiqih saja. Artinya, jika ada dua kemudharotan yang terjadi maka dicari kemudharotan yang paling ringan," katanya.

Dia melanjutkan bahwa pada prinsipnya boikot dilakukan untuk menekan perekonomian Israel. Meski demikian, sambung dia, agresi militer Israel ke tanah Palestina tetap berlanjut di tengah gerakan boikot secara global. Dia mengatakan, artinya harus dilihat kembali apakah gerakan ini pengaruh atau malah berdampak ke dalam negeri sendiri.

Baca Juga: Boikot Anti-Israel Jangan Salah Sasaran, Harus Cermati Akurasi Daftar Produk

Pria yang akrab disapa Gus Fauzan ini menegaskan bahwa sangat tidak bijak apabila publik memikirkan nasib saudara-saudara yang jauh tetapi melupakan kehidupan masyarakat sekitar. Dia meminta agar masyarakat Indonesia bersikap cerdas, logis, dan tidak emosional dalam menyikapi peristiwa yang terjadi.

"Saya mendukung apa yang dilakukan oleh MUI kemudian keputusan Bahtsul Masail PWNU DKI tentang kajian boikot, memang kita sebagai bangsa Indonesia harus mengkaji, jangan sampai kita terlalu memikirkan orang yang jauh di sana tapi melupakan apa yang ada di sekitar kita," katanya.

Meski mendukung ikhtiar kemanusiaan melalui boikot, namun apabila terbukti tidak efektif maka sudah seharusnya seluruh pihak menggunakan jalan lain untuk menyelesaikan konflik yang ada. Dia mengatakan, penyelesaian konflik Israel-Palestina harus dirampungkan tanpa ada korban terdampak.

Baca Juga: Anggota DPR RI, Nasyirul Falah Amru: Kedepankan Bukti Terkait Boikot Produk Terafiliasi Israel

Lebih jauh, Gus Fauzan juga menyoroti bahwa boikot yang selama ini digaungkan kerap tidak jelas dalam definisi dan kriterianya. Banyak daftar produk yang beredar luas di media sosial tanpa verifikasi, dan bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan persaingan bisnis yang tidak sehat.

Halaman:

Berita Terkait