Filsuf Sosial Jerman, Hans Albert Menjabarkan Rekonstruksi Nalar Kritis untuk Memecahkan Masalah
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Senin, 28 April 2025 00:14 WIB

Hans Albert. Rekonstruksi Nalar Kritis (Metode Berpikir Kritis). Penerjemah: Imam Khoiri. Penerbit: IRCiSoD. Tebal: 336 hlm.
ORBITINDONESIA.COM - Inilah satu dari dua buku terpenting karya Hans Albert, filsuf sosial Jerman kontemporer yang—menurut Karl Popper—paling penting.
Buku Hans Albert ini merupakan hasil penelitian yang menggambarkan persoalan-persoalan sekarang dari sudut pandang filsafat kritis dan berusaha menunjukkan konsekuensi yang muncul guna memecahkan persoalan-persoalan kognitif, moral, dan politik.
Baca Juga: Konsep Tuhan Menurut Filsuf Baruch Spinoza, yang Dianut oleh Albert Einstein
Buku ini dimaksudkan untuk membantah filsafat yang ingin melindungi diri dari komitmen terbuka yang membatasi diri atas analisis “hal-hal yang terberi” (given), berbagi jenis filsafat “murni”—analisis linguistik atau eksistensial—yang menghabiskan tenaganya dengan mendeskripsikan fenomena dan paling banter memberikan signifikansi yang sangat terbatas terhadap pemikiran kritis.
Polemik ini juga diarahkan untuk menentang berbagai filsafat yang meninggalkan komitmen total dan mengklaim telah memiliki kebenaran tertentu, sehingga cenderung pada sistem pemikiran model teman-atau-musuh, yang konsekuensi politisnya lagi-lagi terlihat katastropis.
Ini adalah bacaan wajib bagi setiap orang yang memiliki minat dalam filsafat atau ilmu sosial, khususnya bagi mereka yang tertarik dengan filsafat Jerman atau ilmu sosial Jerman.
Baca Juga: Apa Arti Hidup di Mata Para Filsuf, Pemikir, Ilmuwan, dan Penulis Dunia
Hans Albert (lahir 8 Februari 1921 – meninggal 24 Oktober 2023) adalah seorang filsuf sosial dan epistemolog Jerman yang dikenal sebagai salah satu tokoh utama dalam aliran rasionalisme kritis.
Ia merupakan murid dan penerus pemikiran Karl Popper serta menjadi tokoh penting dalam perdebatan metodologi ilmu sosial di Jerman. Albert mengkritik berbagai bentuk pemikiran dogmatis, termasuk positivisme, hermeneutika, dan tradisi filsafat Jerman yang terlalu spekulatif.
Salah satu kontribusinya yang paling terkenal adalah konsep "Trilema Münchhausen," yang menunjukkan bahwa semua justifikasi pengetahuan akhirnya menghadapi dilema regresi tak terbatas, lingkaran logis, atau asumsi dogmatis.
Baca Juga: Dalam Bukunya, Filsuf Amerika William James Mengeksplorasi Aneka Pengalaman Religius Manusia
Karya utamanya, "Traktat über kritische Vernunft" (Traktat tentang Rasio Kritis), menjadi referensi penting dalam filsafat ilmu dan ilmu sosial. Sepanjang kariernya, Albert aktif mengajar dan meneliti di Universitas Mannheim, serta terlibat dalam berbagai debat akademik tentang epistemologi, rasionalitas, dan ilmu sosial.***