
ORBITINDONESIA.COM - Riak jernih tak seindah kristal
Hitam pekat warnanya seperti terpintal
Pudar senyuman tak akan terlihat kembali
Sejuta kata membisu ku dapati
Tak tajam seperti pisau
Tak layu karena tak di siram
Hujani ku dengan panah nan kacau
Ratapi rintihan teriaki ku menitip salam
Sepi kini kian membanjiri
Tak terbendung karena sepi
Semesta tak menginginkan ku untuk berlari
Walau hanya duri sepanjang satu inci
Baca Juga: Puisi Arisandi: Terlelap Sang Jingga
Ujung jurang yang ku lihat
Jalan buntu yang ku dapat
melesat jauh bak anak panah yang tersesat
Membuat semua berlalu begitu cepat
Hey, anak panah yang tersesat
Temui jalan dengan pikiran yang tak sesat
Buatlah keputusan dan memohon perlindungannya
Berserah diri dan meminta doa kepadanya
Toboali, Maret 2025
Baca Juga: Puisi Ahmad Gusairi: Jejak di Tangga Masjid
*Arisandi adalah Guru SMP YPK Toboali, Bangka Selatan. ***