Film "Made in Bali" yang Angkat Budaya Wayang Kulit Akan Tayang Perdana di Bioskop, 20 Februari 2025
- Penulis : Mila Karmila
- Sabtu, 15 Februari 2025 09:36 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Rumah produksi Josh Pictures menghadirkan film terbarunya bertajuk "Made in Bali" yang akan tayang perdana di bioskop Indonesia mulai 20 Februari 2025.
Disutradarai oleh J.P. Yudhi dan diproduseri Joseph Tarigan, film "Made in Bali" menghadirkan romansa remaja yang tengah mencari arti cinta dan dibalut dengan latar budaya Bali, yaitu wayang kulit.
"Bukan hanya pemandangan alamnya, tetapi juga jiwa dari orang-orangnya, serta daya pikat wayang kulit Bali yang menawan. 'Made in Bali' adalah perpaduan unik antara cinta dan budaya yang menjanjikan pengalaman sinematik yang tak terlupakan," kata Joseph Tarigan, dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Jumat, 14 Februari 2025.
Baca Juga: Film Nosferatu, Cerita tentang Dracula yang Dikemas Sutradara Robert Eggers Dengan Kebaruan
Film "Made in Bali" bercerita tentang seorang dalang muda wayang kulit Bali bernama Made (Rayn Wijaya) yang dilema harus memilih antara cinta sejati semasa kecil atau cinta terhadap orang yang sudah dipilihkan oleh orang tuanya.
Ia harus memilih bersama perempuan bernama Putu (Bulan Sutena) yang sudah dijodohkan dengan Made, atau sahabat semasa kecilnya yang selalu menemani, bernama Niluh (Vonny Felicia).
Dalam kesempatan yang sama, Bulan Sutena mengungkapkan bahwa film "Made in Bali" menjadi pengalaman baru baginya, lantaran menjadi film romantis pertamanya.
Baca Juga: Matt Damon Kembali Beraksi di Film Jason Bourne 6: Dilemma
"Film "Made in Bali" adalah film drama romantis pertamaku. Di film ini aku lebih banyak belajar untuk bisa mengolah emosi dan menunjukkan dinamika karakter lewat peranku sebagai Putu," ujarnya.
Film "Made in Bali" ditulis oleh Oka Aurora, serta dibintangi aktor-aktris di antaranya Rayn Wijaya, Vonny Felicia, Bulan Sutena, Naomi Hitanayri, Victor Agustino, Gusti Harindra, Wina Marino.
Film ini menampilkan tidak hanya keindahan alam lanskap Pulau Dewata, namun juga budaya dan sosial, termasuk festival layang-layang, pertunjukan wayang kulit, hingga Barong Bali.***