Selain itu, konsep pariwisata berjaringan juga menjadikan Bali sebagai simpul strategis.
Dengan mengintegrasikan destinasi-destinasi baru ini dalam jaringan wisata nasional dan internasional, posisi Bali tetap menjadi magnet utama sekaligus gerbang bagi wisatawan untuk menjelajahi destinasi lainnya.
Satu dampak langsung yang dapat dirasakan adalah penurunan urbanisasi ke Bali. Dengan berkembangnya destinasi-destinasi baru seperti Labuan Bajo, Mandalika, Danau Toba, atau Borobudur, masyarakat dari daerah lain tidak lagi terpaku pada Bali sebagai satu-satunya tujuan impian. Mereka memiliki pilihan yang lebih dekat dan tak kalah menarik.
Namun, semua ini hanyalah potensi jika tidak ada upaya nyata untuk mewujudkannya. 10 Bali Baru bukan sekadar proyek; ia adalah janji besar yang harus ditepati demi masa depan pariwisata Indonesia. Jika tidak, ia akan menjadi sekadar gagasan megah yang lenyap ditelan waktu. Maka, sekali lagi, apa kabar, 10 Bali Baru?
Denpasar, 4 Januari 2025
*Wayan Suyadnya adalah penulis SATUPENA asal Bali. ***
Baca Juga: Biznet Festival 2024 di Denpasar Bali Memadukan Musik, Teknologi dan Hiburan Berkualitas