SATUPENA Diskusikan Gejolak Demokrasi Indonesia 2024 dengan Narasumber Dhenok Kristiyanti dan Satrio Arismunandar
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 01 Januari 2025 14:37 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA akan mendiskusikan tentang membaca gejolak demokrasi Indonesia 2024, dengan narasumber penulis senior Dhenok Kristiyanti dan Satrio Arismunandar.
Diskusi ini berangkat dari buku karya SATUPENA berjudul “Suara Penulis Soal Pemilu dan Demokrasi 2024” yang terbit pada November 2024. Buku ini mendapat penghargaan MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia), karena menjadi buku dengan jumlah penulis terbanyak 221 orang dengan tema tersebut, yang melibatkan 4 genre: esai, cerpen, puisi dan puisi esai.
Buku yang diberi kata pengantar oleh Ketua Umum SATUPENA Denny JA ini disunting oleh Elza Peldi Taher, Jonminofri Nazir, Satrio Arismunandar dan Dhenok Kristianti.
Obrolan Hatipena #156 tentang membaca gejolak demokrasi Indonesia itu akan berlangsung di Jakarta, Kamis malam, 2 Januari 2025, pukul 19.00-21.00 WIB.
Diskusi tentang membaca gejolak demokrasi Indonesia 2024 itu akan dipandu oleh dua penulis, Anick HT dan Amelia Fitriani.
Panitia diskusi menyatakan, ada tiga hal yang patut dicatat dari buku ini. Pertama, Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) menobatkan: inilah buku bertema pemilu dan demokrasi dengan jumlah penulis terbanyak, 221 orang, dan genre terlengkap—esai, cerpen, puisi, dan puisi esai.
Baca Juga: SATUPENA Akan Diskusikan Cara Menulis Biografi dengan Narasumber Penulis dan Editor Ayu Arman
Kedua, isinya adalah cermin dari polarisasi politik Indonesia di ujung tahun 2024. Ini sebuah periode penuh gejolak antara pilpres dan pilkada yang berlangsung karena ada perubahan syarat jadi capres/cawapres dan usaha mengubah syarat untuk calon gubernur dan wakilnya.
Ketiga secara teknis buku ini membutuhkan waktu lama menyelesaikannya. Mulai dari mengumpulkan naskah,mengedit, mengelompokkan naskah, dan mengurut berdasarkan abjad. Belum lagi me-lay-out buku lebih dari 1.000 halaman butuh waktu panjang juga.
Dua dari empat editor buku akan menjelaskan isi buku dengan pendekatan content analisis. Satrio Arismunandar menjelaskan bagian esai, sedangkan Dhenok Kristianti menguraikan bagian cerpen, puisi, puisi esai.
Baca Juga: Diskusi SATUPENA, Satrio Arismunandar: Menulis Biografi Jangan Terlalu Memuja atau Menghakimi
Karena begitu tebalnya, buku ini tidak dicetak, tetapi terbit dalam versi PDF. Oleh SATUPENA, buku ini tidak dijual. Para penulis yang telah menyumbangkan karyanya, bahkan masyarakat umum, dapat mengakses buku digital ini secara gratis.