Antara Pelukis, Kurator dan Komnas HAM
- Penulis : M. Ulil Albab
- Selasa, 24 Desember 2024 06:46 WIB
Oleh Supriyano Martosuwito*
ORBITINDONESIA.COM - Darah saya naik ke kepala, memanas - terasa mendidih - membaca postingan di Katadata dot kom yang memberitakan, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyurati Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan pihak Galeri Nasional soal pembatalan pameran lukisan Yos Suprapto.
Pameran lukisan karya Yos Suprapto yang sedianya digelar pada 19 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025, mendadak batal setelah ada kisruh di antara kurator dan seniman pelukisnya. Ada lima (5) lukisan yang diturunkan dari 30 karya, sehingga pelukisnya protes dan kuratornya bersikukuh - lalu mengundurkan diri. Dan rencana pameran pun dibatalkan.
Baca Juga: Ketika Artificial Intelligence Membantu Pelukis
Ketua Tim Museum dan Galeri Indonesian Heritage Agency (IHA) Zamrud Setya Negara menyatakan, kasus ini terjadi karena tidak adanya titik temu yang bisa ditempuh antara sang kurator Suwarno Wisetrotomo dan pelukis yang berkarya, Yos Suprapto.
Suwarno selaku kurator menyatakan, terdapat dua karya yang ia anggap menggambarkan opini pribadi sang seniman - yang dinilai tidak sesuai dengan tema pameran, yaitu : “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan”.
"Saya sampaikan kepada seniman bahwa karya tersebut tidak sejalan dengan tema kuratorial, dan berpotensi merusak fokus terhadap pesan yang sangat kuat dan bagus dari tema pameran," kata Suwarno, sebagaimana diberitakan CNNIndonesia.
Baca Juga: Denny JA Melukis Ulang 20 Pelukis Dunia
Dalam pameran ditampilkan lukisan menampilkan sosok sosok mirip Presiden Jokowi dengan kesan merendahkan dengan judul “Konoha 1” dan “Konoha 2”.
"Menurut pendapat saya, dua karya tersebut 'terdengar' seperti makian semata, terlalu vulgar, sehingga kehilangan metafora yang merupakan salah satu kekuatan utama seni dalam menyampaikan perspektifnya."
Seniman Yos Sudarso yang menolak menurunkan karyanya mutung. Ngambek. Setelah ke 5 lukisan diturunkan, dia memilih membatalkan pameran secara keseluruhan. “Saya tidak mau lagi berurusan dengan Galeri Nasional dan Kementerian Kebudayaan,” kata Yos.
Hak setiap seniman untuk tidak berurusan dengan Galeri Nasional dan hak kuator untuk menurunkannya. Dan hak galeri pula untuk tidak memamerkannya.