Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov: Rusia Siap Membantu Penyelesaian Konflik di Timur Tengah
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Sabtu, 02 November 2024 11:13 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Pemerintah Rusia siap membantu penyelesaian konflik di Timur Tengah dan memiliki kontak dengan semua pihak terkait, kata juru bicara Kremlin -- kantor presiden Rusia -- Dmitry Peskov pada Jumat, 1 Novem,ber 2024.
Kepada pers di Moskow, Dmitry Peskov mengomentari laporan media yang menyebutkan bahwa Israel meminta Rusia menjadi mediator dalam kontak dengan Hizbullah.
Dmitry Peskov kemudian mengutip Presiden Vladimir Putin, yang sebelumnya mengatakan bahwa Moskow “mempertahankan kontak dengan semua pihak terkait.”
Baca Juga: Tentara Korea Utara Sudah Mendekati Perbatasan Rusia-Ukraina
“Dan tentu saja, jika upaya kami bisa efektif di suatu tempat, maka Rusia siap untuk melakukannya,” kata jubir.
Israel, yang telah menewaskan 43.000 warga Palestina di Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada Oktober tahun lalu, memperluas konflik ke Lebanon pada akhir September.
Donald Trump
Baca Juga: Dubes Rusia Sergei Tolchenov: Indonesia Kandidat yang Sangat Baik untuk Jadi Anggota BRICS
Terkait pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pada 5 November, Peskov menyebut pernyataan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump tentang penghancuran Nord Stream 2, serta perlunya memisahkan Rusia dan China, “tidak dapat dipahami.”
Dalam wawancara sebelumnya dengan jurnalis Tucker Carlson, Trump membantah klaim Partai Demokrat bahwa ia memiliki hubungan dengan Rusia, dengan mengingatkan bahwa ia memblokir pembangunan pipa gas Nord Stream 2.
“Ciri utama kerja sama kita dengan China adalah bahwa ini tidak ditujukan terhadap negara ketiga, melainkan hanya demi kepentingan rakyat kedua negara kita,” kata Trump.
Baca Juga: Pemukim Ilegal Yahudi Israel Merusak Kebun Zaitun Berusia Ratusan Tahun Milik warga Palestina
Peskov, sementara itu, juga mendukung gugatan Dialog Otonomi LSM Rusia terhadap Biro Investigasi Federal AS (FBI), sambil menyebutkan tidak bisa berharap banyak bahwa pengadilan AS tidak akan bersikap memihak.