DECEMBER 9, 2022
Nusantara

Kabupaten Subang Jawa Barat Raih Rekor MURI pada Gotong Sisingaan Terbanyak di Dunia

image
Pj Bupati Subang Imran saat menaiki sisingaan. (ANTARA/HO-Pemkab Subang)

ORBITINDONESIA.COM - Pemerintah Kabupaten Subang, Jawa Barat, meraih rekor Museum Rekor Indonesia atau MURI dalam kegiatan Gotong Sisingaan terbanyak di dunia.

Senior Customer Relation Manager MURI Triyono di Subang, Sabtu, 26 Oktober 2026 mengatakan, kehadiran MURI dalam acara tersebut untuk melestarikan kebudayaan asli Indonesia, khususnya Sisingaan.

Pihak MURI telah melakukan verifikasi dan mencatat tidak kurang dari 220 sisingaan ikut serta dalam kegiatan Gotong Sisingaan terbanyak di dunia di Subang.

Baca Juga: Bus Rombongan Siswa SMK Lingga Kencana Depok Kecelakaan di Ciater, Subang, 9 Tewas Puluhan Luka-luka

Kegiatan tersebut dibalut melalui acara Kolosal Sisingaan dan Pawai Pemuda Tahun 2024 di Alun-Alun Subang, Sabtu.

Penjabat Bupati Subang Imran menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan Kolosal Sisingaan dan Pawai Pemuda yang merupakan bagian dari rangkaian peringatan Sumpah Pemuda yang jatuh setiap 28 Oktober.

Ia menekankan pentingnya peran pemuda dalam memajukan Subang dengan semangat yang terus berlanjut pada tahun-tahun mendatang.

Baca Juga: Kapolda Jawa Barat: Korban Meninggal Dalam Kecelakaan Bus Pariwisata di Ciater Subang Berjumlah 11 Orang

Ia mengungkapkan, pada Oktober banyak peristiwa penting yang dapat diperingati dan direfleksikan demi pembangunan Subang, antara lain HUT TNI, pelantikan presiden, Hari Santri, dan Hari Sumpah Pemuda.

Kesenian Sisingaan suatu bentuk kreativitas budaya Kabupaten Subang yang mendukung keaktifan masyarakat. Sisingaan simbol perjuangan masyarakat Subang menghadapi penjajah pada masa lalu atau dari ketertindasan.

Namun, menurut Abah Salim, perajin patung singa, awal mula keberadaan kesenian sisingaan di daerah itu dari ritual masyarakat yang akan menyunat anak laki-laki dengan cara dihibur terlebih dahulu, lalu diarak keliling kampung menggunakan kursi yang dihias atau disebut jampana.

Baca Juga: Kemenhub: Bus Pariwisata Pembawa Siswa SMK yang Kecelakaan di Ciater Subang Tercatat Tak Miliki Izin Angkutan

Jampana diusung empat orang dewasa, sedangkan calon pengantin sunat duduk di atas kursi yang telah dihias (jampana), musik pengiring dalam arak-arakan tersebut menggunakan alat musik seadanya, seperti dog-dog, kendang, kempul, dan kecrek, dengan pola tabuh pencak silat dan improvisasi bersifat spontan.

Gerak tari pengusung jampana tersebut belum ada gerak baku, masih bersifat helaran atau berjalan secara biasa, kostum yang digunakan seadanya.

Berdasarkan perubahan waktu dan zaman, seiring pergeseran fungsi dan bentuk kreativitas masyarakat, jampana mengalami perubahan pada bentuk patung singa bongsang, yaitu patung singa yang terbuat dari rangkaian bambu yang dibungkus karung goni, kepala dan kakinya terbuat dari kayu randu, rambutnya terbuat dari tali rafia, matanya terbuat dari tutup botol minuman, diusung oleh empat orang.***

Berita Terkait