Kondisi Terkini Ekonomi Israel Makin Suram Setelah Setahun Perang Genosida yang Brutal ke Gaza Palestina
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 06 Oktober 2024 10:04 WIB
Pukulan lain terhadap ekonomi Israel adalah gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) global, yang menurut Hever tidak pernah “sebanyak dan sekuat ini.”
Israel, katanya, berada di sekitar tahap ketiga dan terakhir sanksi. “Ketika pemerintah mengatakan mereka tidak bisa terus berdagang dengan negara yang melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan ... maka Anda benar-benar tahu bahwa itu adalah tahap terakhir,” ujarnya.
“Ekonomi Israel sangat bergantung pada perdagangan internasional dan perjanjian internasional. Mitra dagang terbesar mereka adalah Uni Eropa.”
Kekhawatiran di sini, jelasnya, berpusat pada barang-barang dengan penggunaan ganda yang “di satu sisi kadang-kadang diperlukan untuk ekonomi sipil berfungsi, tetapi juga bisa dijadikan senjata.”
Keputusan Mahkamah Internasional pada 19 Juli menyatakan bahwa pendudukan Israel atas wilayah Palestina tidak sah dan “membantu pendudukan adalah kejahatan perang,” ujarnya.
Ini berarti, lanjutnya, Israel tidak bisa mengimpor bahan untuk infrastruktur kecuali mereka membuktikan bahwa bahan tersebut tidak akan digunakan untuk membuat senjata atau untuk tujuan apapun terkait pemukiman ilegal Israel.
Baca Juga: Koridor Aman di Gaza oleh Pengeboman Brutal Israel Diubah Menjadi Koridor Kematian Penuh Mayat
“Ada kewajiban bagi negara ketiga untuk tidak memperdagangkan barang-barang tersebut sama sekali ... Jika orang berpikir bahwa mungkin memiliki sistem ekonomi yang berfungsi di mana barang-barang dengan penggunaan ganda dilarang ... maka ini adalah ilusi,” kata Hever.
“Ekonomi Israel akan runtuh di bawah sanksi internasional sampai mereka mengakui tuntutan hukum internasional.”***