AS Terapkan Sanksi Pada Jaringan Dagang Houthi dan Hizbullah yang Terkait Pengiriman Komoditas Iran
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 16 Agustus 2024 11:29 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Amerika Serikat pada Kamis, 15 Agustus 2024 mengumumkan sanksi terhadap jaringan perdagangan Houthi dan Hizbullah saat kawasan tempat mereka berada bersiap menghadapi kemungkinan pembalasan oleh Iran dan Hizbullah, menyusul pembunuhan oleh Israel terhadap dua tokoh penting.
Melalui pernyataan, Departemen Keuangan AS menyatakan menjatuhkan sanksi terhadap beberapa perusahaan, individu, dan kapal terkait Houthi.
Pihak-pihak itu dianggap AS terlibat dalam pengiriman komoditas Iran, termasuk minyak dan gas minyak cair (LPG), ke Yaman dan Uni Emirat Arab (UAE) atas nama jaringan pejabat keuangan Houthi.
Depkeu AS menuduh jaringan Sa'id al-Jamal membiayai penargetan Houthi yang sembrono terhadap kapal-kapal pengirim di Laut Merah serta infrastruktur sipil.
"Tindakan hari ini menggarisbawahi komitmen berkelanjutan kami untuk mengganggu sumber utama pendanaan Iran bagi proksi teroris regional Iran seperti Hizbullah Lebanon dan Houthi," kata penjabat wakil menteri urusan terorisme dan intelijen keuangan AS, Bradley Smith.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan secara terpisah bahwa AS juga memberikan sanksi terhadap sebuah perusahaan.
Baca Juga: Houthi: 2 Tewas, 80 Terluka Dalam Serangan Udara Israel di Pelabuhan Al Hudaydah, Yaman Barat
Deplu juga memblokir empat kapal perusahaan tersebut, yang dikatakan "terkait dengan pejabat Hibzullah Muhammad Qasim al-Bazzai dan pengiriman gas minyak cair Iran senilai puluhan juta dolar."
"Pendapatan dari jaringan ini membiayai serangan sembrono Houthi di jalur air vital dan serangan terhadap infrastruktur sipil, dengan konsekuensi yang menghancurkan bagi kawasan dan dunia," kata juru bicara Deplu AS Vedant Patel dalam sebuah pernyataan.
"Kami akan terus menggunakan alat yang kami miliki guna merampas pendapatan yang digunakan Houthi untuk melakukan serangan terhadap pengiriman internasional, dan kami akan terus menghadapi serangan Houthi yang didukung Iran," ujarnya.***