Helena Lin Legi, Ketua Dewan Adat Dayak Penajam Paser Utara, Sambut Gembira Peringatan HUT ke-79 RI di IKN
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 12 Agustus 2024 00:38 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Penajam Paser Utara, Helena Lin Legi menyambut gembira peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia yang dilaksanakan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Upacara bendera yang akan digelar di IKN ini memiliki nilai sejarah yang sangat luar biasa bagi masyarakat Kalimantan Timur," ungkap Helena Lin Legi di Penajam Paser Utara, Minggu, 11 Agustus 2024.
Helena Lin Legi mengaku bahwa euforia peringatan 17 Agustus tahun ini amat dirasakan oleh masyarakat Dayak di Penajam Paser Utara.
"Kami dari Dewan Adat Dayak mengajak seluruh masyarakat di Kalimantan Timur, khususnya di Kabupaten Penajam Paser Utara, untuk bersama-sama menjaga situasi kondusif dan menjadi tuan rumah yang baik," ujarnya.
Helena juga menekankan pentingnya menyambut tamu-tamu yang akan datang dengan ramah. "Kita harus sambut baik para tamu-tamu yang datang. Ini adalah acara negara, dan kita sebagai tuan rumah harus menunjukkan keramahan," tambahnya.
Panitia penyelenggara telah menyiapkan berbagai acara terkait upacara tersebut, baik dari segi seremonial maupun hiburan. Helena berharap agar seni budaya lokal, khususnya dari wilayah Penajam Paser Utara, dapat ditampilkan dalam acara tersebut.
"Harapan kami, tampilan seni budaya lokal seperti ritual adat tepung tawar bisa dilaksanakan di sana, terutama untuk menyambut tamu-tamu kehormatan," jelasnya.
Selain itu, Helena juga menyoroti nilai sejarah yang luar biasa dari peringatan HUT RI ke-79 ini. Ini adalah momentum bersejarah, untuk pertama kalinya upacara 17 Agustus diadakan di tanah Kalimantan Timur, yaitu di Ibu Kota Nusantara.
"Harapan kami, semua perwakilan paguyuban dan tokoh agama dapat hadir dan berpartisipasi," katanya lagi.
Helena menyatakan bahwa peringatan ini dapat menjadi catatan sejarah yang berharga bagi generasi muda Indonesia.
"Kami ingin agar generasi muda memahami bahwa ini adalah bagian dari sejarah bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan," demikian Helena.***